Akan selalu ada orang yang lebih dari kita dalam segala hal. Tapi, tidak perlu sedih dan cemburu. Karena tidak peduli seberapa kurang kita dibanding orang-orang itu, fakta bahwa kita berharga adalah mutlak.
Dan itu saja sudah cukup. Tak perlu melukai diri sendiri dengan menilai. Tak perlu menyakiti diri sendiri dengan menghakimi. Karena serius, dunia tak akan berubah hanya karena kita mulai menganggap diri kita tak berharga.
Karena serius, masih ada banyak hal yang perlu dilakukan selain merendahkan diri sendiri dan terpuruk karenanya.
---
Satu Minggu Kemudian...
Satu Minggu sudah, dimana abun kalah dari taruhan itu. Dan harus menanggung hukuman dari Rangga.
Apakah kalian ingin tahu apa hukuman yang Rangga berikan?
Hukuman yang Rangga berikan adalah, abun harus mengelilingi lapangan sebanyak seratus kali putaran. Bayangkan saja lapangan yang luasnya itu berlebihan harus abun kelilingi sebanyak seratus kali putaran.
Bahkan selama satu Minggu abun sakit. Karena mengalami kelelahan yang berlebihan. Kalian tahu bukan? Jika kita terlalu memporsir tubuh kita dengan berlebihan itu tidak baik.
Dan abun melakukan itu dengan terpaksa dikarenakan hukuman yang diberikan oleh Rangga, abun tidak bisa menolak hukuman gila yang Rangga berikan. Bahkan guru-guru pun hanya bisa melihat tanpa menegur rangga. Kalian tahu kenapa?
Lagi-lagi karena jabatan dan kekuasaan orang tuanya, apakah seseorang yang memiliki segalanya, berhak melakukan apapun kepada orang lain? Termasuk menyiksa seseorang
Abun tidak merasa sakit hati dengan perlakuan Rangga kepadanya, tetapi abun merasa sakit hati ketika Dannia mengatakan.
"Mangkanya jangan so-soan taruhan Bun. Lo tuh jauh banget sama Rangga. Lain kali kalo mau ngelakuin apa-apa itu dipikirin dulu, yakali Lo bisa ngalahin Rangga. Gausah mimpi"
Abun hanya menanggapi dengan senyuman terbaiknya. Kendati itu adalah kepura-puraan nya untuk menutupi rasa sakit yang Dannia berikan lewat kata-katanya
Siapa yang peduli? Siapa yang ingin tahu, bahwa abun menyimpan luka yang menganga di dalam hatinya.
Abun kira Dannia akan mengatakan "semangat bun, kalah menang itu udah biasa" tapi itu hanya angan-angannya saja. Jangan kan memberi semangat melihat abun waktu itu terluka dan sakit selama satu minggu saja Dannia tidak peduli.
Abun hanya ingin di beri semangat, bukan sebagai kekasih, tapi setidaknya sebagai teman dekat. Apakah itu salah? Apakah abun terlalu berlebihan?
----
Hari ini abun kembali sekolah, dengan diantar bundanya menggunakan mobil. Karena abun masih belum terlalu vit untuk mengendarai motornya.
Abun turun dari mobil, bersalaman kepada bundanya kemudian pergi setelah berpamitan.
Abun menyusuri koridor menuju ke kelasnya. Dipertengahan jalan seseorang memanggilnya, abun pun menolehkan kepalanya ke arah suara.
"Abun, Lo udah sembuh? Maaf ya gue gak bisa jenguk lo kemarin" ucap rio menatap abun merasa tidak enak.
"Gue gpp ko. Lagian siapa juga yang mau di jenguk sama lo" ucap abun tertawa.
Rio yang mendengar itu, menoyor kepala abun pelan.
" Sialan Lo, gue dirumah mikirin lo Mulu karena gak bisa jenguk. Lo malah gak ngarepin kedatangan gue ternyata" rio mempoutkan bibirnya
KAMU SEDANG MEMBACA
NOTHING LOVE
Jugendliteratur"Aku mencintaimu, kamu mencintai yang lain" Abun Sungkar. Cast - Abun Sungkar - Dannia Salsabilla - Dll