CHAPTER 11

1.9K 164 121
                                    

Setelah kejadian di ruang BK tadi. Kini abun sedang berada di rooftop bersama junior. Duduk berdua dikursi panjang. sama-sama menatap ke depan menikmati angin.

Kemana Rio? Dia tidak bisa ikut mendengarkan abun menjelaskan masalah yang sedang terjadi. Dikarenakan dia harus pulang lebih awal. Ada urusan keluarga katanya.

Padahal Rio ingin sekali mengetahui apa masalah yang sedang terjadi antara abun dengan Rangga. Tapi mau bagaimana lagi, dia ada urusan mendesak di keluarganya. Yang mengharuskan dia ijin pulang lebih awal.

Tapi nanti abun mempunyai hutang penjelasan kepadanya kata Rio.

Dan disinilah abun, hanya berdua bersama junior di rooftop. Padahal abun benci berada disituasi ini. Abun tidak ingin menceritakannya. Tapi, mau bagaimana lagi. Janji ada untuk ditepati bukan?

"Ceritain ke gue apa yang udah terjadi?" Tanya junior

Kenapa bisa abun berurusan dengan Rangga lagi, bukannya dia yang mengatakan bahwa dia yang tidak ingin memiliki masalah lagi dengan Rangga.

Tapi apa ini?

menurut info yang junior dengar dari para siswa/siswi tadi, abunlah yang membuat masalah dan memukul Rangga, bukan Rangga yang mengawali semuanya.

Dan junior dibuat bertanya-tanya dengan itu. Mengapa? Pasti ada alasan yang membuat abun memukul rangga. Junior percaya abun.

"Gue punya alasan kenapa gue mukul dia Jun" ucap abun dengan aura dinginnya.

Ini, ini adalah sifat asli abun yang sebenarnya. Dingin dan menyedihkan. Kendati abun menutupi semuanya dengan sifat humorisnya, tetapi itu hanyalah alibinya agar dia tidak terlihat menyedihkan didepan orang lain. Kecuali junior.

Selama ini abun selalu memakai topeng terbaiknya, menutupi kesedihannya dari orang lain, dan selalu menampilkan sifat humorisnya. Tapi siapa yang tau bukan? Jika pada kenyataannya abun adalah sosok orang yang sangat menyedihkan. Bahkan sangat menyedihkan.

"Gue percaya Lo bun, tapi apa alasan Lo ngelakuin ini?" Tanya junior.

"Lo tau? Gue ngelakuin ini karena Rangga punya rencana buruk ke Dannia" ucap abun menggeram.

"Apa maksud Lo? Bukannya mereka sekarang lagi Deket?" Tanya junior bingung.

"Si brengsek Rangga itu cuma manfaatin hatinya Dannia. Dia ngedeketin Dannia cuma buat ngedapetin harta keluarganya, dan setelah itu dia mau ngehancurin Dannia" ucap abun marah.

Abun melanjutkan "dan Lo pasti bertanya-tanya kenapa gue semarah ini sama si Rangga. Karena gue cinta sama Dannia Jun, gue cinta sama dia" ucap abun menunduk menahan air matanya yang ingin keluar. Laki-laki di larang menangis bukan? Seberat apapun masalahnya.

"Gue tau kalo Lo suka sama dannia" ucap junior.

"Bukan suka Jun tapi cinta" ucap abun. Junior hanya mengangguk.

"Lo tau? Disaat gue berusaha buat dapetin Dannia, disaat gue berusaha buat bisa Deket Dannia, dan disaat gue berusaha pengen milikin Dannia. Bahkan gue rela hati gue tersayat-sayat liat Dannia bahagia sama orang lain. Dan dengan mudahnya si brengsek Rangga tanpa harus berusaha bisa mendapatkan Dannia bahkan bisa mendapatkan hati dannia. Tapi dia malah ingin merencanakan hal buruk sama Dannia. Seharusnya dia bersyukur bisa dapetin Dannia tanpa harus bersusah payah kaya gue. Seharusnya dia lebih bersyukur bisa mendapatkan tatapan cinta dari Dannia. Tapi dengan brengseknya dia cuma mau manfaatin Rasa cintanya Dannia. Gue gak terima jun"

Junior masih mendengarkan disana tanpa berniat memotong perkataan abun. Dia ingin menjadi pendengar yang baik.

"Dan apa gue salah mukul dia Jun? Bahkan semua orang membelanya tanpa tau apa saja yang akan diperbuat oleh dia. Semua orang nyalahin gue tanpa ada niat buat tahu kebenarannya. Bahkan, Dannia menghakimi gue tanpa mau repot-repot mendengar penjelasan gue" ucap abun parau

NOTHING LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang