≈Author POV≈
Di suatu ruangan.
Terdengar babyak suara loli dan shota :v//plak
Terdengar banyak suara anak kecil yang menangis dan merengek.
"Cencei aijoubu?"
"Cencen angan mati!"
"Huweee cencei!"
"Yosh, yosh, sensei daijoubu desu yo"
"Ha'i, ha'i, [l/n]-sensei harus istirahat ayo semua keluar dulu"
"Eh~ yada~"
Guru yang disukai murid-murid kecilnya, itulah dirimu di mata Aizawa Shouta.
Yang kini terkacangkan :v
Eksistensinya terkalahan oleh para minion dari daycare :v//plak
"[L/n]-sensei, semoga lekas sembuh"
"Cencei cepat cembuh!"
"Nanti ain lagi!"
"Iya, terima kasih ya jangan nakal di sana ya"
"Ha'i~"
Kawaii~, senyum manismu tidak luntur pada anak-anak didikmu.
Mirip platalet-chan :v
Seketika atmosfir di kamar perawatanmu menjadi sepi.
Dari dirimu maupun Aizawa tidak ada yang bicara.
Kepalamu tertunduk menyusun kata yang pas untuk dikatakan.
Setelah cuek dan menghindari pria tersebut.
"Anone Aizawa-san...", hening sirna olehmu. "Taskete kurete...arigatou gozaimasu"
"Ore janai"
"Eh?"
"Bukan aku yang menyelamatkanmu...tapi muridku, aku..."
"Tapi Aizawa-san menemani saya di ambulans dan...po-pokoknya terima kasih"
Keadaan kembali hening dan canggung.
Matamu tidak berani menatap pria yang duduk di sebelah ranjangmu.
Tanganmu meremas selimut putih rumah sakit.
"Aizawa-san", panggilmu.
Yang dipanggil mendekat diri. "Kau butuh sesuatu?"
"Gomen ne"
Manik hitamnya terbelalak.
Kata maaf itu pasti untuk pernyataannya waktu itu, pikirnya.
"Aku sudah merepotkanmu lagi, Aizawa-san"
Seketika Aizawa lega :v. "Bukan apa-apa"
"Itsuka..."
"Itsuka?"
"Itsuka kitto...", kau meberanikan diri untuk menatapnya. "Aku akan membalas pernyataanmu"
Aizawa mencerna perkataanmu.
Ia menghela nafas mengerti dan mengelus puncak kepalamu.
Membuat pipimu merona.
"Kowakatta...", lanjutmu. "Aku takut tidak bisa bertemu denganmu, a-aku minta maaf sudah mengabaikanmu selama ini...aku tidak tahu harus apa saat bertemu denganmu"
Aizawa diam, kursinya di tarik mendekat ke ranjangmu.
"Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa...aku berpikir ini tidak boleh karena aku hanya guru dan Aizawa-san wali murid...tapi hatiku berkata lain"