±28±

844 160 20
                                    

≈Aizawa POV≈

"Aizawa! Istirahatlah!"

"Aku tidak lelah"

Andai saja aku tidak pergi dulu.

Andai saja aku lebih lama mengawasinya.

Ini semua tidak akan terjadi.

Salju kali ini tidak menyenangkan untukku.

Eri dan Sato selamat, tapi [y/n]...

Dia hilang.

Eri masih keadaan panik saat aku kemari.

Aku belum bisa menanyainya apapun terlebih dahulu.

Biar dia tenang.

Dia aman di U.A bersama Sato.

Firasat burukku terjadi.

Setelah Shirakumo sekarang [y/n]!

"Mau dicari ke mana pun belum ada tanda-tanda, ponselnya ketemu di sini tapi hancur, barang-barangnya semua masih di daycare"

"Aizawa, Eri dan Sato butuh kau disisi mereka"

"Aku takut, Yamada...dia akan dijadikan seperti Shirakumo"

"[Y/n] istrimu itu? Dijadikan Nomu? Bukannya dia quirkless?"

"Tidak, dia punya quirk dan mereka mengincar quirknya"

"APA!? KENAPA TIDAK BERITAHU AKU!?"

"Buat apa?"

Quirknya itu tidak mau memberitahuku namanya sebelum kejadian di taman tempo hari.

"Quirknya seberapa berbahaya?"

"Sangat berbahaya dan sulit dikendalikan, sifatnya berbanding teebalik jauh dengan [y/n], seperti Dark Shadow milik Tokoyami hanya saja...dia kuat, kurang ramah, dan sulit dikendalikan"

Sudah kuduga dia pasti terkejut mendengar hal ini.

Awalnya aku juga begitu.

Bagaimana hisa orang sebaik dan selembut [y/n] yang bagai malaikat itu memiliki quirk kejam macam iblis? Pikirku dulu.

Aku sempat berbicara dengan Tokoyami yang quirknya agak mirip dengannya.

"Apa nama quirknya?"

"Venom"

🐈🐈🐈

≈Author POV≈

Masa kecilmu terbilang cukup bahagia dengan keluarga yang harmonis.

Kedua orang tuamu pemilik quirk yang hebat di matamu.

Namun sang ayah, tidak terlalu menunjukkannya padamu.

"Ayah takut kamu dan ibu terluka karena quirk ayah", kalimat tersebut selalu keluar setiap kau ingin melihat quirk ayahmu.

Berbeda dengan anak-anak lain yang quirknya muncul ketika umur 4 tahun.

Quirkmu tidak muncul bahkan setelah masuk kelas 1 SD.

"Hm...aneh juga, nanti juga muncul"

Tidak ada kelainan apapun.

Kau pun tak luput dari pervuat bullying anak-anak di sekolahmu karena tidak punya quirk.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang