±23±

1.3K 215 30
                                    

≈Reader POV≈

"Hei, keluar dong aku mau ngomong"

Sejak insiden beberapa waktu lalu, quirkku tidak mau keluar.

Aku cuma mau ngomong sesuatu padahal.

"Aku tidak marah kok"

Aku pancing tidak mau keluar.

Malah aku jadi bicara sendiri dengan cermin.

"Ya sudah tidak apa, nanti kita bicara lagi"

Lagi-lagi begini.

Shota cuma bilang dia bicara sebentar dengannya waktu aku pingsan.

Aku duduk di lantai depan cermin di kamar kami.

Shota masih ajak Eri-chan belanja.

Padahal aku mau ikut, tapi tadi ada urusan sebentar.

"Perutku membesar"

A-aku iseng menyingkap rokku ke atas.

Melihat perutku yang menonjol sekarang.

Masih usia 6 bulan, tapi Shota sudah terlalu khawatir.

Aku elus perut buncitku ini.

"Ah, halo hehe", di dalam sana aktifnya hehe.

Apa karena ini "dia" tidak mau keluar?

Quirkku tidak mau mempengaruhi anak ini?

Takut-takut aku akan terjadi apa-apa?

Tumben baik, biasanya juga nggak baik.

Sendirian di rumah gini sepi juga.

Kalau Shota di U.A biasanya aku dengan Eri-chan.

Kalau sebelum nikah dengan Shota, aku dengan neesan.

Dan aku penasaran soal Shirakumo-san.

Apa yang terjadi dan bagaimana dia bisa jadi Kurogiri.

Aku tidak terlalu mengikuti berita tentang liga penjahat ini.

Shota bungkam saat aku tanya padanya soal Shirakumo-san.

Aku rasa dia masih shock.

Yah, siapa yang tidak shock orang yang kita ketahui telah tiada malah dimanfaatkan tubuhnya dan diubah begitu.

Karena alasan itu Shota memintaku untuk pindah ke U.A

Tapi aku menolak hal itu.

Itu akan membuat seluruh orang di sana dalam bahaya.

Aku juga tidak mengerti mengapa liga itu mengincarku dulu.

Apa gegara quirkku?

Hah, inilah kenapa aku benci quirkku diketahui orang lain.

"Kami pulang"

Oh, mereka datang. "Okaeri"

Aku menyambut mereka.

Wah, belanja banyak.

"Sini kubantu"

"Tidak perlu [y/n], ini berat"

"Tidak apa Shota"

"Aku mau bantu!"

"Wah, terima kasih Eri-chan anak baik"

"Ini yang ringan saja Eri"

🐈🐈🐈

≈Author POV≈

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang