≈Aizawa POV≈
Apalagi sekarang?
"Siapa anak kucel ini!?"
[Y/n] sekarang megataiku padahal belum pernah.
"Kenapa anakku ada di rumah sakit bersamanya!?"
Sejak bangun pagi dia jadi begitu dokter yang mau periksakan dia jadi bingung.
Tunggu anakku katanya?
Apa maksudnya ini?
"Ayah"
"Siapa yang kau panggil ayah!?"
"Saya mohon tenanglah", sampai merepotkan perawat dan dokter di sini.
"Saya dan [y/n] sudah menikah", aku menunjukan cincin di jariku.
"NANI!? KAPAN AKU KOK TIDAK TAHU!?"
"Tanya saja Venom"
"Bentar bentar Venom? Venom di tubuh anakku? How come!?"
Entah kenapa meski dia ayahnya rasanya aku ingin menamparnya.
Lebaynya itu mengingatkanku akan seseorang.
"Quirknya si hitam laknat!?"
"Iya, anu ayah tenanglah"
"Argh! Kenapa juga aku di sini? Aku sudah mati! Eh, sebentar"
Dia ke kamar mandi dan teriak entah kenapa.
"Anak gadis ayah cantik banget!"
Nggak, maaf tapi kalau begini kelihatan konyol.
Maaf [y/n] aku tidak bermaksud menghinamu.
"Kau lelaki beruntjng yang mendapatkan anakku kan?"
"Aizawa Shouta desu"
"Oh~ ok, sekarang ayo mulai pembicaraan menantu dan mertua"
Aku hanya mengikutinya.
Dokter dan perawat keluar sebentar karena permintaannya.
Aku tidak percaya hal ini bisa terjadi.
Aku pernah lihat foto ayahnya.
Dia mirip [y/n] tapi sifatnya tidak selembut anakmya.
Aku menceritakan semua yang terjadi padanya.
Sebelum [y/n] berakhir di sini dan semua yang terjadi pada anaknya itu.
"Sokka..."
"Maaf saya tidak bisa melindunginya dan terlambat menemukannya"
"Tidak, tidak apa, setidaknya anakku yang manis ini tidak sampai jatuh ke tangan mereka"
"Saya suami yang buruk..."
"Tidak sama sekali kok, kau masih tetap ada di sampingnya meski tahu Venom sebegitu ganasnya dan dapat menjinakkannya itu cukup bagiku untuk mempercayakan anakku padamu"
"Saya tidak seperti yang anda kira"
Buktinya aku terlambat mengetahui hal yang terjadi padanya.
Organnya rusak tapi aku tidak tahu kalau dia sedang menahan sakit.
Aku tidak bisa diandalkan sampai dia hampir celaka oleh musuh.
"Kalau yang kau bicarakn soal organ dalamnya yang rusak itu tidak apa, cuma efek sementara nanti sembuh lagi"
"Apa itu akan membuat fungsi organnya kembali semula?"
"Venom akan membantu, dia tidak akan serakus itu. Ini hanya efek karena terlalu lama Venom memakai tubuhnya"
Sekalipun beliau bilang begitu rasanya...
"Hei, jangan murung begitu! Kalau kau menantuku seharusnya kau jantan! Lebih jantan dariku! Jangan lembek!"
Ah, iya juga ya.
Terlalu banyak masalah yang kuhadapi membuatku sedikit lelah secara luar-dalam.
"Mana cucuku? Kalian pasti sudah punya kan? Main berapa ronde kau dengn anakku? Awas saja kau buat dia kepayahan"
"Uhm, itu...sedang ada di camp pengungsian dengan yang lain. Bayi tidak boleh di sini"
"Ah, benar juga! Ada fotonya?"
Aku memperlihatkan foto Sato padanya.
Galeriku jadi banyak fotonya berkat [y/n].
"Oh, kalian punya anak dua? Yang satunya kok udah segini hm?"
"Eri anak yang kami adopsi"
"Oh, kirain"
Aku tidak mengerti bagaimana ayahnya bisa ada di tubuh istriku, anaknya sendiri.
Aku tidak tahu bagaimana quirknya diturunkan.
Kalau menurutku semacam parasit?
"Wah, haha tidak kusangka anakku punya keluarga sebahagia itu"
"[Y/n] no koto aishiteru dakara"
"Ngh~ yah, itu bagus tidak cuma itu kau juga tanggung jawab", dia kelelahan tampak mengantuk. "Kalau begini aku bisa lega"
Dia memelukku erat.
Aku bingung harus balas atau tidak.
Tubuhnya istriku tapi dalamnya mertuaku.
Jadi bingung.
"Titip anakku ya, Shouta"
"Pasti akan saya jaga"
Setelah itu diam.
Pelukannya longgar.
Aku menangkap tubuhnya yang hampir terjatuh.
Dia tak sadarkan diri.
Aku angkat tubuhnya dan aku baringkan di ranjang lagi.
Apa kalau dia bangun nanti tetap tidak mengenaliku?
Atau malah terjadi hal ajaib lain?
[Yo]
Quirknya yang keuar bikin bete.
"Nanda?"
[Lupa beritahu sesuatu yang penting maaf sampai buat kau makin kelihatan sadboy]
"Katakan"
[Jadi--]
"Hng~"
"[Y/n]!?", dia bangun.
Dia langsung duduk. "Shouta, apa yang terjadi?! Berapa lama aku tidur!? Eh, Venom?"
"Kau...mengingatku?"
"Tentu saja! Ah, pasti terjadi hal gawat ya? A-ada apa? Apa yang terjadi selama aku tidur? A-anak-anak bagaimana? Aku-wuah!"
Ini benar dia, ini istriku yang kukenal.
Aku terlalu senang sampai memeluknya lagi.
"Sho-Shouta?"
"Akan aku ceritakan tapi jangan kaget"
[Kau kerasukan ayahmu]
"Apa!? Ayah!?"
