≈Reader POV≈
Kenapa ya?
Makin lama makin sesak rasanya.
Kenapa dingin ya?
Ame ka?
Telingaku cuma mendengar samar, aku tuli?
Venom kenapa terlihat jauh?
Apa dia berhasil direbut AFO?
Ini gawat.
Tidak boleh begini.
"Tate! Tate yo!"
Suara Venom ada di kepalaku.
Apa aku sepenuhnya dikendalikan olehnya?
Itu bisa menjadi pedang bermata dua.
Antara bagus atau tidak, aku tidak tahu mana yang akan aku dapat.
{Wake up! Oi! Si nolep ketar ketir! Semua akan hancur kalau begini!}
Shota...
Dia ada di sini?
Ah, iya itu dia...
Dia kan bertugas untuk memperlambat quirk decay Shigaraki Tomura.
Shota...
Lelaki yang aku pilih dan aku cintai.
Hidupku bersamamu begitu menyenangkan bagai fantasi.
Bagai mimpi bisa memilikimu yang seorang pro hero.
Aku wanita yang beruntung dari sekian banyak wabita yang mengharapkanmu.
Itsumo mama de...
Arigatou...
😿😿😿
≈Author POV≈
"Venom...Carnage...kenapa dia tidak bergerak?"
Dua quirk yang dipanggil tidak menghiraukan apapun.
Sampai seorang hero muda datang melihat situasi yang ada di sana.
Pro hero yang tampak shok hampir saja membuat kacau tempat itu.
Mau tidak mau di situasi ini, dia harus mengabaikan apa yang terjadi.
Tubuh wanita yang tak bergerak di sebuah tembok reruntuhan itu begitu memukulnya.
Wanita yang dicintainya mrnjadi donat :v
[Fuck...FUCK! FUCK! FUCK!]
{KITA HARUS APA!?}
[KITA MASIH ADA BERARTI DIA HIDUP!]
{KAU LUPA KITA TIPE PARASIT HAH!? KITA BISA MEMILIH INANG SESUKA KITA!}
[NOPE! AKU TIDAK MAU INANG BARU! USAHA BODOH! AKU TIPE PERUSAK BEDA DENGAN KAU!]
Kedua quirk itu tampak panik dan bingung harus apa.
Berdebat hal tidak perlu.
[Oi! Brokoli kerdil! Anak mesum!]
"Eh, ore?", Mirio menunjuk diri sendiri. "Orang mesum?"
[Ah, kau tidak berguna perenang tanah! Brokoli kerdil! Izinkan aku memaki tubuhmu!]
"Ha'i!", Midoriya mengiyakan dengan tegas.
[Bocah merah! Aku andalkan kau soal dia!]
{BACOT! INI USAHA!}
Mereka yang tidak siap untuk bertempur akan bingung harus bagaimana meng hadapi situasi seperti sekarang.
😿😿😿
≈Aizawa POV≈
Ayo [y/n], aku tahu kau masih di sana.
Aku tahu itu...
Kita sudah janji kan?
Maaf membuatmu berada di situasi ini, tidak seharusnya ini terjadi padamu.
Rencana inj sudah salah sejak awal.
Melibatkan warga sipil yang tidak tahu harus apa ketika melawan penjahat.
Aku hanya bisa mengabaikanmu saat ini.
Ingin sekali aku lari dan memeluk ragamu yang...mungkin kosong.
Situasi ini membuatku harus menahan segala emosi yang berkecamuk di dada.
Aku harus tahan...
Ini semua demk masa depan semua orang.
Demi masa depan yang cerah di mana...
Anak-anak tidak perlu khawatir untuk bermain.
"Sensei..."
"Jangan pedulikan, sekali kau melibatkan perasaan dalam situasi ini kau akan mati juga"
Melibatkan perasaan pribadi di situasi ini hanya akan mempersulit segalanya.
Sekarang sudah mulai berjalan sesuai rencana walau awalnga kacau.
"Kau akan terbiasa dengan situasi ini"
Aku bilang begitu...
Nyatanya tidak.
Shirakumo yang ternyata dibuat seperti Nomu membuatku marah.
Baik aku dan Present Mic menyakini kalau dia telah tiada.
Tapi nyatanya dia dibuat begitu.
Sekarang...
Jangan sampai aku kehilangan lagi...
Orang yang sangat berarti di hidupku.