±2±

3.7K 563 138
                                    

Reader POV≈

"Sensei, ohayou gozaimasu!"

"Ohayou gozaimasu"

Menyapa murid dan menyapa wali murid.

Ini biasa kulakukan.

Yah, memang tenpat ini penitipan anak sih.

Day care tempatku kerja dekat dengan beberapa agensi hero.

Juga dekat dengan salah satu akademi bergengsi.

Di mana anak-anak di sini juga bermimpi bakal jadi hero dan masuk sana.

Yah, mimpi kebanyakan anak begitu kan?

Aku dulu juga begitu.

"Sensei, ohayou gozaimasu"

"Ohayou, Eri-chan, Aizawa-san, ehm...", ini yang semalam?

"Mirio desu!"

"Mirio-kun, ohayou"

"Wah! Sensei jangan tersenyum begitu! Aku bisa jatuh! Hahaha!"

"Fufu, ada-ada saja"

Anak yang bersemangat seperti matahari.

"Sepertinya nanti saya bakal telat jemput lagi, jadi..."

"Ah, baiklah nanti saya antarkan Eri-chan ke rumah anda"

"Ehm, ke sekolah saja"

"Baik, nanti saya akan antarkan"

"Nanti aku yang tunjukan jalannya!"

"Arigatou, Mirio-kun"

Benar ya guru yang akrab dengan muridnya.

Apa Mirio-kun ini yang diceritakan Aizawa-san tempo hari ya?

Waktu mendaftarkan Eri-chan, dia cerita muridnya jadi korban insiden itu dan quirknya hilang.

Jadi sekarang dia cuti sekolah?

Mereka pergi, aku membalas lambaian tangan Mirio-kun yang tampak semangat.

Eri-chan juga melakukannya.

Hari ini ayo semangat!

"[L/n]-sensei"

"Ha'i?", aku berbalik lagi karena Aizawa-san memanggil.

"Etto, kore...Eri no bento"

"Ah, kelupaan ya tadi? Nanti saya akan berikan pada Eri-chan", aku mengambil tas bento kecil warna merah muda dengan gambar kucing di sana. "Eh?"

Aku bingung dia menyodorkan kotak bento lain yang ukurannya 2x bekal Eri-chan.

"Jika anda mau...saya buat kebanyakan", katanya.

"A-arigatou gozaimasu"

"Ja na..."

Dia pergi lagi.

Aku berbalik dan masuk ke ruang kelas Eri-chan.

Aku masih memproses sesuatu di otakku.

Aku ke ruang guru dan duduk di kursiku.

Nani kore?

Pikirku sambil menatap kotak bento yang dikasih Aizawa-san.

Seketika mukaku terasa panas.

Kenapa dia memberiku bekal?

"Ah, mungkin dia mau berterima kasih! Iya pasti!"

Jangan kepedaan! Pasti begitu!

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang