≈Aizawa POV≈
"Aizawa!"
"Yamada?"
"Ka-kau kenapa!? Eri-chan menangis menghubungiku dan yang lain!"
"Aku...tidak tahu"
Ini berbeda dari yang lalu.
Di hari ketiga pencarian [y/n], setelah makan malam dengan anak didikku.
Tubuhku serasa kebas seperti disetrum, beberapa kali aku merasakannya.
Tapi dokter bilang aku tidak ada kelainan apapun.
Kali ini berbeda.
Sakit.
Amarah.
Ketakutan.
Kesedihan.
Yang kurasakan membuatku terasa panas.
Quirkku jadi aktif tadi cukup lama sampai mataku serasa kering meski menangis.
"Aku tidak apa"
"Kau yakin Aizawa? Lihat dirimu sekarang!"
"Bisa kau panggil Midoriya?"
Ada hal yang ingin kutanyakan padanya.
"Papa..."
"Aku tidak apa Eri"
Hanya sesak sekarang.
Aku tidak tahu apa yang mempengaruhiku.
Dokter bilang, aku hanya perlu istirahat karena mentalku terguncang akibat kehilangan [y/n].
Aku rasa begitu.
"Aku ambilkan air"
"Terima kasih Eri, jangan lari-lari nanti jatuh"
Wah, baru sadar kamarku berantakan sekali.
Apa tadi yang kuperbuat?
Apa aku teriak dan menghancurkan barang?
Untung anak-anak dititipkan dulu, kalau tidak mereka bisa celaka.
"Ano sensei, daijoubu desu ka?"
"Midoriya, ada hal yang ingin kutanyakan"
"Ini airnya papa"
"Arigatou Eri", aku minum air yang diberikan Eri. "Lebih tepatnya ke ibumu, aku akan temui dia sekarang"
"Eh!? Do-doushita!?"
Ini hanya firasatku saja.
Venom pernah merasukiku.
Kalau teoriku benar maka semua rasa sakit ini ada sebabnya dari dia.
"Aku ingin bertanya soal quirk [y/n]"