≈Reader POV≈
Aku gugup!
Ah, rasanya ingin ke kamar mandi tapi tidak bisa!
Aku harus tenang harus!
"[Y/n]"
"Neesan"
"Gugup ya?"
"Iya, hehe"
Aku meremas sapu tangan yang kupegang dari tadi.
Neesan menyematkan aksesoris terakhir ke kepalaku.
"Cantiknya adikku"
"Neesan aku--"
"[Y/n], percayalah pada apa yang kau pilih"
"Aku masih sedikit ragu..."
Kenapa bisa dia memilihku?
Padahal aku tidak baik untuknya.
Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana.
"Lima menit lagi"
Ah, sebentar lagi ya.
"[Y/n], harus yakin ya"
"Uhn, arigatou neesan"
Ini juga pilihanku.
Dia juga begitu.
Kami saling menentukan pilihan.
Pilihan yang terbaik untuk masing-masing.
Untuk melangkah ke kehidupan yang akan datang.
Hingga batas usiaku.
🐈🐈🐈
≈Author POV≈
Pintu besar terbuka lebar.
Dua insan memasuki ruangan yang sudah dipenuhi keluarga dan teman.
Di ujungnya, berdiri seorang pria memakai tuxedo putih.
"Izuku-kun, jangan tegang", bisikmu.
"Neesan juga"
Gaun putih yang menjuntai hingga ke lantai.
Menggaet lengan pemuda yang lebih pendek darimu, keponakanmu sendiri.
Pria yang berada di ujung tersenyum lembut menyambut pengantin wanitanya.
Tangan berganti menggenggam tangan pengantin pria.
"Kau cantik", pujinya.
"Sho-shota, ja-jangan gitu dong"
"Haha, aku hanya memujimu"
Sebenarnya hatinya berdebar kencang :v
Pengucapan janji suci di hari yang cerah.
Di sanksikan oleh banyak orang yang ikut berbahagia.
"Cantik"
"Shota sudah dong"
"Haha, kan memang"
Ciuman sakral dan kini mereka menjadi suami-istri.
"Hei, jangan menangis terus"
"Gomen huhu"
"Dasar"
