≈Aizawa POV≈
"Arigatou gozaimasu"
[Y/n] dipindahkan ke rumah sakit tempatku dirawat karena dia sudah terbukti bukan hasil ciptaan AFO.
"Di sini kita aman [y/n], kamu tidak perlu khawatir"
"Koko wa?"
"Rumah sakit dekat sekolah"
"Sokka..."
"[Y/n], mau cerita soal kemarin?"
Dia memilih diam tak mau cerita.
"Tidak apa kalau begitu, kamu bisa cerita saat kamu siap [y/n]"
"Uhn, gomen ne"
[Ini? Si pria nolep ini? Serius?]
Mahluk mirip Venom namun berwarna merah muncul di tangannya.
"Shota ini Carnage, Carnage ini Shota, sopanlah sedikit"
[Look weak]
"Aku sudah tahu", aku menyentuh Carnage tapi dia menjauh. "Aku membacanya dari buku jurnal ayahmu, maaf aku lancang"
"Otou-san?"
[Eddie? Ayahmu dia?]
[Kalau bukan kita mana ada bodoh]
Venom ikut keluar tapi kecil sekali.
Begini sih imut.
"Tapi punya ayah jauh lebih berbahaya"
"Aku tahu itu"
"Sou desu ka...", dia terlihat tidak kaget. "Eri-chan wa? Sato?"
"Sedang kemari"
"Shota, maaf membuat kalian khawatir"
"Tidak apa, yang terpenting [y/n]...kalian pulang"
[Aku sudah tepati janjiku Aizawa Shota]
"Arigatou Venom"
[Meski itu harus...menguras tenaganya, maafkan kami]
"Tidak apa Carnage, terima kasih sudah membawanya pulang"
[Tapi aku tidak memaafkan si jambul pirang itu!]
[Telinga kami sakit! Mana si bodoh itu!?]
Yamada ka? Kelemahan mereka kan suara dan api.
"Eh? Kalian punya telinga?"
[Punyalah!]
Wah, sepertinya Mic dalam bahaya.
Biarkan sajalah.
Salahnya juga.
🐈🐈🐈
≈Author POV≈"Aku mau tidur dulu"
"Wakatta, oyasumi [y/n]"
Aizawa Shota mencium kening istri tercintanya itu.
Kepalamu dielusnya dengan lembut.
Senyum kalian tidak luntur sama sekali sampai kau terlelap.
Suamimu itu menggenggam tanganmu.
Mengusap punggung tanganmu dengan ibu jarimu.
Dilihat dua mahluk yang menempel di lenganmu.
"Apa?"
[Kau dekat ya dengan dia]
[Kan suaminya bodoh!]
[Punya anak?]
"Dua, satu putri dan satu putra"
[Dia sudah tidur...mau aku ceritakan apa yang dia alami selama di sana]
"Biar aku tahu dari [y/n] sendiri Carnage, terima kasih"
[Terserahmu]
[Yah, lebih baik begitu]
Pintu ruangan tersebut dibuka.
Ada beberapa orang yang masuk.
Aizawa Shota menyiratkan untuk tenang dengan meletakkan jari telunjuknya di bibirnya.
Orang-orang yang datang menjenguk mengangguk mengerti.
Eri menghampiri ayah angkatnya itu.
"Eh?", dia terkejut melihat sesuatu di lengan ibunya.
Yang hitam hanya melambai sedang yang satu lagi hanya memperhatikan.
[Venom, Carnage]
"E-Eri desu"
[Aku tahu, aku tahu, anak perempuan paling menggemaskan yang pernah ada]
[Ug--]
[Jangan bilang begitu kau Carnage!]
Eri hanya tertawa melihat keduanya, rasa takutnya hilang.
"Ammama!"
Sato yang digendong Midoriya Izuku itu terlihat senang melihat ibunya kembali.
"Ha'i, ha'i, mama dayo", Izuku membaringkan Sato perlahan di samping ibunya.
Sato langsung menempel pada ibunya.
"Wa!"
[Hai monyet kecil]
[Lebih je--]
[Kukutuk kau Carnage!]
Sato sendiri tidak ketakutan melihat quirk ibunya itu malah terihat girang.
Inko, ibu Izuku sudah tak kussa membendung air matanya melihatmu sudah kembali.
"Yokatta...yokatta...", gumamnya.
Kau merasa tidak terganggu sama sekali dalam tidurmu.
Tidurmu pulas dan damai.
Hehe :v
Mereka pun berbincang sedikit.
Apalagi kini quirkmu tidak mau sembunyi-sembunyi lagi.
Kata mereka, sudah terkenal masa harus disembunyikan?
Pihak polisi dan pro hero lain sedang mempertimbangkan juga soal dirimu.
Soal quirkmu dia berpihak pada mana.
Semua itu tergantung dari ceritamu sendiri dan quirkmu.
Untuk selanjutnya pihak berwajib yang menentukan.
Apakah dianggap musuh atau kawan nantinya.
"Yah, quirk kakak iparku dulu lebih tidak bisa dikendalikan sih"
[Dia pengecut]
[Tapi putrinya lebih penakut]
"Tampang kalian sih"
[Kami tahu kami ini menawan]
[Dan menggemaskan]
Suara tawa memenuhi ruangan tersebut.
"Apa kami tidak mengganggunya istirahat?"
"Tidak, dia pasti senang, dia hanya lelah saja dan tadi habis minum obat"
"Sensei, aku dan ibu mau pamit dulu"
"Iya, hati-hatu ya terima kasih sudah fatang dan mengantar mereka"
[Aku rasa kami juga]
Seketika mereka terdiam melihat kedua quirkmu.
[Ini...sudah saatnya]