≈Author POV≈
Anak-anak jurusan hero tidak mengetahui tujuan asli dari misi mendadak yang di dapat.
Kecuali beberapa orang.
Para guru mereka mengetahui cikal dari misi ini.
Mereka sekarang berperan layaknya pro hero menyelamatkan dunia.
Bukan lagi berperan seperti guru di sekolah.
"Sebelum itu"
"Urgh!"
"Aku lepas ini, tapi tetap jika kau berkhianat kami akan mencarimu dan membunuhmu"
"Coba saja kalau bisa manusia rendah"
"Ah, lebih seru membunuh keluargamu dulu"
"Tidak! Kau melanggar perjanjian!"
"Apa aku pernah berjanji?"
Semua persiapan sudah matang.
Tinggal menunggu waktunya menyerang.
Villian berpikir begitu.
Mereka memiliki kartu AS mereka sendiri.
Shigaraki Tomura dan seorang wanita pemilik quirk yang merepotkan.
Ketika keadaan mendesak keduanya akan dibiarkan mengamuk sesukanya.
"Carnage, bagaimana ini?"
[Kau tenang saja, aku tidak akan biarkan mereka menyentuh seujung rambut pun keluargamu]
"Sekalipun bom itu dilepas...kita tidak--"
[Bisa! Jangan berpikir begitu!]
Suara gemuruh mulai terdengar.
Gedung pun sedikit bergetar.
Quirkmu mulai menyelimutimu dan kau tertidur di dalamnya.
[Let's start the game]
Hero di luar sekuat tenaga mengevakuasi dan melawan villian yang jumlahnya sangat banyak.
Sebuah kengerian tersendiri.
Warga sipil yang tidak tahu menjadi korban.
Villian mengamuk.
Terus menerus menyerang.
Membuat para pro hero dan calon hero kewalahan.
Memaksa mereka untuk bertarung dan memutar otak untuk memikirkan strategi.
Strategi untuk mengalahkan villian dan menyelamatkan warga sipil.
Sangat melelahkan.
🐈🐈🐈
≈Reader POV≈
Samar aku bisa mendengar apa yang terjadi di luar.
Samar aku bisa melihat apa yang terjadi di luar.
"Na-nanda sore!?"
"Bakemono!?"
Bakemono...watashi ga?
Apa Carnage melemah? Itu paling tidak mungkin.
"Sore..."
"Eraser abunai!"
Eraser? Eraser Head? Shota!?
"Shota!"
Suaraku jadi bercampur dengan Carnage.
"[Y/n]?"
"Shota!"
