Samyang

135 30 17
                                    

Orang yang tulus akan menyukai semua yang ada pada dirimu. Sementara yang tidak tulus akan selalu mencari kekuranganmu dan menjadikan itu alasan untuk meninggalkanmu.

~Author~

"Fel, gue ada les privat. Jadi nggak bisa nganterin lo pulang"

Aku menatap malas pada Ziel yang berdiri di depan mejaku.

"les privat? Gurunya siapa? Liena?" sindirku.

Ziel nyengir.
"lo tau aja sih kalau gue lagi bohong"

Aku mendecih.
"belum puas lo makan siang bareng Liena sama temennya tadi pas istirahat? Sampe gue dijadiin obat nyamuk."

"namanya juga lagi kasmaran, Fel" sahut Ziel.

"bodo amat, pokoknya anterin gue pulang!" kataku.

Ziel cemberut.
"ya elah Fel, tega amat lo sama gue. Ini kencan pertama gue, loh. Masa iya mau lo ancurin"

Wah, si kampret ini memang jago banget kalau disuruh memelas.

Nyerah deh.

"yaudah deh sana lo pergi!" putusku.

Ziel sumringah.
"nih nitip sekalian masukin tas gue ke loker"

Cowok gila itu melemparkan tas nya ke mejaku sebelum berlari keluar kelas dengan semangat. Beberapa saat kemudian, dia balik lagi.

"lupa, nih kunci loker gue" katanya sambil meletakkan kunci di atas meja ku.

"makasih Feli" kata Ziel lalu mengecup pipiku singkat sebelum berlari lagi keluar kelas.

"ziel kampret! Udah di izinin malah ngelunjak" gerutuku.

Dengan langkah malas, aku menggendong tas ku dan membawa tas Ziel menuju loker sambil berpikir gimana caranya aku pulang.

Setelah meletakkan tas Ziel ke lokernya yang super berantakan, aku melangkah lagi dengan malas menyusuri koridor.

"ku tuliskan kenangan tentang, caraku menemukan dirimu..."

Aku menoleh saat mendengar suara nyanyian. Arbi melangkah mendekatiku dengan tas di punggung dan gitar di tangannya.

"apaan sih lo, Bi. norak banget" kataku sambil tertawa.

"ih si Felish. belum jadian kok udah manggil bi sih" goda nya.

"bi itu dari Arbi, bukan dari baby. Astaga, nyebelin lo" ujarku.

Arbi berdiri di sampingku.
"kok belum pulang?" tanya Arbi.

"bingung mau pulang naik apa, gue ditinggalin sama Ziel" jawabku.

"tumben amat, biasanya Azriel selalu buntutin lo" kata Arbi.

"dia lagi kasmaran sama adek kelas. Jadi idiot deh. Tega ninggalin gue demi kencan sama gebetan" kataku.

Arbi tertawa.
"mau gue anterin pulang?" tawarnya setelah tertawa.

"biar gue yang nganterin Felish"

Garis Lurus (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang