Namanya Richard. . .
~Felisha Albara~
*****
4 tahun yang lalu.
Felish yang masih SMP.
"udah sampai, kamu nggak mau turun?" tanya papa setelah menghentikan mobilnya di depan gerbang sekolahku.
Aku yang duduk di sampingnya menoleh ke papa.
"pa, aku benci sekolah"Papa mengangguk.
"iya, papa juga dulu benci sekolah. Bang Ainesh waktu TK juga dulu selalu ngamuk kalau disuruh pergi sekolah""papa. Aku serius!" kataku.
"papa juga serius, Fel" sahut papa.
"aku mau home schooling aja" kataku.
"papa udah terlalu sering denger kamu ngomong gitu. Ini udah satu semester kamu di SMP, masa masih belum terbiasa juga?" tanya papa.
"nggak terbiasa dan nggak akan pernah terbiasa!" ketusku.
"iya, kamu bisa mengeluh lagi nanti. Sekarang kamu turun dulu, papa bisa telat ngantor kalau harus berdebat sama kamu terus gini" kata papa.
Aku mendengus jengkel, dengan kasar kulepas seatbelt dan melompat keluar dari mobil.
Papa menurunkan kaca mobilnya.
"Felish! Kamu nggak pamitan sama papa dulu?"Aku menggeleng kemudian berbalik masuk ke gerbang sekolah dengan kesal.
Setiap pagi aku selalu mengeluh dan minta home schooling, tapi papa selalu menolak keinginanku.
Aku bisa minta apapun kepada papa, mama dan bang Ainesh. Mereka akan mengabulkannya. Kecuali satu ini : home schooling.
Padahal apa beda nya home schooling dengan sekolah formal? Aku akan tetap giat belajar meskipun nggak di sekolah, kok.
Aku nggak suka sekolahku, aku nggak suka tempat yang dipenuhi orang asing seperti sekolah ini. Satu-satunya orang di sekolah yang bukan orang asing cuma Ziel.
Cuma Ziel alasan aku mau pergi kesekolah, dan hari ini genap 5 hari Ziel absen dari sekolah karena demam berdarah. Dan itu bikin aku semakin malas pergi ke sekolah.
Aku menyusuri koridor sekolah dengan malas. Alih-alih langsung pergi ke kelas, aku menuju toilet.
Bukan karena kebelet atau mau mencuci tangan, aku ke toilet untuk bersembunyi.
Semenjak Ziel absen, aku nggak nyaman di kelas sendirian. Jadi aku bersembunyi di toilet sampai bel masuk berbunyi. Saat istirahat juga aku selalu sembunyi di toilet.
Aku memeriksa semua bilik toilet, semuanya kosong. Kupilih bilik paling ujung, mengunci pintu lalu duduk di atas klosed yang tertutup.
Lalu yang kulakukan hanya duduk diam sambil menunggu suara bel.
Sebenarnya akan lebih menyenangkan kalau aku bisa memasang earphone lalu mendengarkan musik. Tapi sayangnya aku masih SMP. Anak SMP dilarang membawa handphone maupun alat elektronik lain yang tidak berhubungan dengan kegiatan sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Lurus (END)
Teen FictionGue cuma pengin punya kisah hidup yang mudah dan sederhana. Semudah dan sesederhana menggambar garis lurus. Tapi...GIMANA CARA MUDAH DAN SEDERHANA UNTUK MEMILIH SALAH SATU DARI DUA COWOK SUPER OLENGABLE INI? Felisha Albara~ ______ Inget Felish? Iya...