Popularitas ini cuma jalan bagiku, tujuan akhirku tetaplah kamu
~Arbi Andika~
*****
"kamu kelihatan kaget banget" kata Mika saat melihatku menjatuhkan handphone.
Ya gimana aku nggak kaget? Orang yang ada di sampingku ini mengakui pacarku sebagai cinta pertamanya. Atau jangan-jangan cinta pertama Arbi yang sempat kubahas dengannya saat itu adalah Mika ini?
"kenapa, Fel? Apa anak miskin sepertiku kelihatan nggak mungkin banget mengenal superstar Arbi?" tanya Mika.
Cepat-cepat aku menggeleng, takut Mika tersinggung.
"bukan. Gue nggak pernah mikir kayak gitu"Mika terkekeh.
"iya, aku tau kok kalau kamu nggak mungkin punya pikiran kayak gitu"Aku memaksakan senyuman.
Mika menghela nafas panjang.
"aku kenal Arbi dari lama, sejak aku masih di panti asuhan. Kami sempat jadi teman main"Aku mengangguk kaku.
"terus, kapan terakhir lo ketemu sama dia?" tanyaku hati-hati.Mika menatap ke langit-langit, seperti mengingat sesuatu.
"mungkin sekitar sebulan yang lalu" katanya.What? Hah? Sebulan yang lalu? Sebulan yang lalu berarti saat Arbi udah jadi pacarku, dong? Kenapa dia ketemu cewek lain saat dia udah jadi pacarku? Arbi sialan!
Nggak! Ini nggak bisa dibiarin. Aku harus bertanya tentang kebenarannya ke Arbi langsung.
"bentar Mik, gue mau ke toilet dulu" pamitku sambil meraih handphone dengan kasar dan melangkah lebar-lebar meninggalkan kantin.
Di toilet, aku langsung masuk ke salah satu bilik yang kosong dan mengunci pintu. Aku duduk di atas klosed yang tertutup, dengan cepat ku hubungi nomor Arbi. Panggilanku diangkat setelah beberapa saat.
"halo Bi" kataku dengan ketus.
"halo" sahut suara di sebrang telfon.
Aku mengerutkan dahi, kenapa suara cewek? Kuperiksa layar handphoneku, memastikan kalau aku nggak salah menghubungi nomor orang lain. Tapi nama yang tertera di layar handphoneku memang Arbi. Masih keheranan, kutempelkan lagi handphone ku ke telinga.
"ini nomornya Arbi, kan?" tanyaku pelan.
"iya, mbak. Bener" sahut suara itu lagi.
"kok yang jawab cewek?" aku kembali bertanya.
"iya mbak. Saya Nanas, asisten baru nya mas Arbi. Tadi mas Arbi pesan sama saya, katanya kalau pacarnya nelfon suruh diangkat aja. Nomor mbak ini namanya pacar di hp mas Arbi, jadi langsung saya angkat" perempuan itu menjelaskan.
"terus Arbi nya mana?" tanyaku lagi.
"mas Arbi masih on air, mungkin sebentar lagi selesai. Ada yang perlu saya sampaikan?" tanya Asisten Arbi sopan.
"nggak usah, mbak. Bilang aja nanti dia suruh nelfon balik. Makasih" kataku singkat.
"iya mbak" sahutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Lurus (END)
Teen FictionGue cuma pengin punya kisah hidup yang mudah dan sederhana. Semudah dan sesederhana menggambar garis lurus. Tapi...GIMANA CARA MUDAH DAN SEDERHANA UNTUK MEMILIH SALAH SATU DARI DUA COWOK SUPER OLENGABLE INI? Felisha Albara~ ______ Inget Felish? Iya...