Apa pentingnya cinta pertama? Yang terpenting adalah, bagiku kamu cinta terakhir!
~Arbi~
*****
"Loh? Felish?"
Aku dan Arbi yang lagi sibuk tatap-tatapan kompak menoleh ke sumber suara. Kudapati Sean yang masih lengkap dengan seragam dan tas sekolahnya berdiri di dekat kami.
"eh, Sean" sapaku.
"ngapain di sini?" tanya Sean.
"nemenin Arbi. Dia ada janji temu hari ini, tapi masih ada waktu sekitar 15 menit lagi" jawabku seadanya.
"jadi kalian disuruh nunggu di lobi gini?" tanya Sean lagi.
Aku mengangguk.
Sean menghela nafas pelan.
"ikut gue aja yuk! Kita ke ruangan papa. Daripada nunggu di sini""eh? Nggak pa-pa?" tanyaku.
Sean mengangguk.
"nggak lah. Sekalian gue juga mau ketemu papa. Udah ayo buruan!"Aku dan Arbi bangkit, kami langsung mengikuti Sean melangkah menuju lift. Sebelum sampai di lift, staf yang tadi menyuruh kami menunggu berlari menghampiri kami.
"maaf, waktu janji temu nya masih 15 menit lagi" katanya sopan.
"nggak pa-pa, mbak. Mereka temen-temen Sean kok" kata Sean.
Staf perempuan itu mengangguk sopan sebelum kembali ketempatnya, kami pun kembali melangkah kembali menaiki lift.
"ini beneran nggak pa-pa kita naik duluan?" tanyaku.
Sean mengangguk.
"nggak, lah! Kalian kan temen gue""thanks bro" kata Arbi.
Sean mengangguk pada Arbi.
"ini pertama kalinya kita tegur sapa, ya? Atau sebelumnya udah pernah?"Arbi mengedikkan bahu.
"gue juga nggak tau, nggak terlalu inget. Tapi gue kenal lo. Selain karena kita seangkatan, lo juga salah satu orang yang cukup terkenal di SMP gue dulu. Hampir semua cewek di sekolah gue selalu ngomongin lo tiap hari"Sean menaikkan alisnya.
"gue seterkenal itu di SMP lo?"Arbi mengangguk.
"kira-kira begitu lah"Sean terkekeh.
"padahal gue cuma model biasa. Bukan aktor, penyanyi apalagi anak band""lo kan selebgram juga" kata Arbi.
"gue bukan selebgram. Gue cuma pakai instagram untuk hiburan, sama kayak orang-orang lainnya. Cuma kebetulan foto-foto yang gue upload banyak yang suka, jadi followers gue selalu bertambah. Cuma itu aja sih beda nya. Gue nggak punya sesuatu yang khusus gue lakuin buat jadi selebgram" sangkal Sean.
Aku mendecih.
"gue mencium aroma kesombongan"Sean terkekeh.
"sensitif banget lo sama bau, Fel"Pintu lift terbuka saat kami sampai di lantai tiga, tempat di mana ruangan papa Sean berada.
Aku dan Arbi terus membuntuti Sean hingga akhirnya kami sampai di ruangan papa Sean.

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Lurus (END)
Teen FictionGue cuma pengin punya kisah hidup yang mudah dan sederhana. Semudah dan sesederhana menggambar garis lurus. Tapi...GIMANA CARA MUDAH DAN SEDERHANA UNTUK MEMILIH SALAH SATU DARI DUA COWOK SUPER OLENGABLE INI? Felisha Albara~ ______ Inget Felish? Iya...