Sakit banget!
~Felisha Albara~
*****
Sudah seminggu sejak aku kembali kesekolah, dan semuanya kembali seperti biasanya. Aku belajar, berantem sama Ziel, tidur di kelas dan sesekali ngobrol sama Richard, tentunya dengan Audrey yang menyelip di antara kami.
Yang berbeda dari biasanya adalah Arbi. Cowok itu nggak pernah muncul tiba-tiba kekelasku lagi. Dia juga nggak menawarkan untuk menjemput atau mengantarku pulang, padahal gitarnya masih di rumahku. Sejak hari dia menjemputku itu, kami nggak banyak ngobrol. Cuma saling senyum atau lambai tangan saat ketemu.
Sumpah, rasanya canggung banget.
Aku nggak ngerti kenapa Arbi jadi kayak gitu. Menurutku dia terkesan menjauh perlahan dariku. Iya atau enggak, sih?
Aduh aku juga nggak paham.
Jujur, aku sedikit kangen sama dia. Aneh aja rasanya, biasanya dia selalu muncul tiba-tiba dan ngilang mendadak juga. Nah sekarang sama sekali nggak ada. Dia juga jarang banget whatsapp aku lagi.
"Felish! Ngelamun mulu, lo!"
Teguran Ziel membuatku tersadar dari lamunan. Aku menatap kesal kepada Ziel yang berdiri di dekat mejaku. Sebenarnya Ziel nggak salah apa-apa, sih. Tapi entah kenapa aku pengin kesal aja ke dia.
"apa, sih!" ketusku.
"ini udah jam istirahat, masih mau ngelamun lo?" tanya Ziel.
Aku mengamati ruang kelasku dan baru menyadari ternyata kelasku mulai sepi.
"eh? Baru sadar gue" kataku.
"ngelamun terus salahnya! Udah ah, gue mau ke perpustakaan, nemenin Liena belajar. Lo mau ikut nggak?" tanya Ziel lagi.
"ogah!" sahutku.
Ziel mengangguk.
"yaudah, gue tinggalin ya?"Aku tak menyahut, Ziel berbalik dan langsung meninggalkan kelas.
Setelah Ziel pergi, Richard menghampiri meja ku.
"hai" sapa nya.
Aku tersenyum lebar untuk membalas sapaannya.
Richard mengulurkan sebatang silver queen almond kepadaku, aku menerimanya.
"dalam rangka apa, nih?" tanyaku.
Richard menggeleng.
"nggak ada, sih. Cuma mau ngasih lo sesuatu aja"Aku tersenyum lagi.
"bentar, gue lupa sesuatu" katanya sebelum melangkah menuju meja nya.
Aku memperhatikan saja saat Richard mengeluarkan sesuatu dari tas nya, sebuah box kecil.
Dia tersenyum saat kembali ke meja ku. Richard meletakkan box yang baru diambilnya ke mejaku.
"buat lo" katanya.
"apa, nih?" tanyaku.
"buka aja" ujar Richard.

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Lurus (END)
Novela JuvenilGue cuma pengin punya kisah hidup yang mudah dan sederhana. Semudah dan sesederhana menggambar garis lurus. Tapi...GIMANA CARA MUDAH DAN SEDERHANA UNTUK MEMILIH SALAH SATU DARI DUA COWOK SUPER OLENGABLE INI? Felisha Albara~ ______ Inget Felish? Iya...