The Reason

141 29 30
                                    

Bener, kita nggak butuh alasan apapun buat suka sama sesuatu

~Felisha Albara~

*****

Aku turun dari motor Ziel bersamaan dengan Richard yang juga turun dari motor Sean yang dikendarainya.
Setelah melepaskan helm, Richard menghampiriku.

"hai" sapa nya.

"hai" sahutku.

Ziel mendecih melihat interaksi kami, diam-diam kucubit pinggangnya kesal.

"kok lo naik motornya Sean?" tanyaku.

"iya, Sean lagi absen. Dia ada pemotretan di luar kota dan mobilnya lagi di bengkel, jadi dia bawa mobil gue" jelas Richard.

"oh, oke" sahutku, bingung mau merespon gimana.

Ziel mendekat ke telingaku.
"kaku banget kalian" bisik Ziel.

"berisik lo, mendingan minggat sana buruan!" balasku ikut berbisik.

"mau ngapain lo berduaan sama Richard di parkiran sekolah yang sepi ini? Jangan macem-macem, ya? Gue aduin papa lo ntar" ancamnya, tentu sambil berbisik.

"bego nya orang sejagad lo telen sendiri, ya? Parkiran ini banyak cctv nya. Kita bisa ngapain sih di sini?" sahutku.

Ziel mengangguk setuju, sebelum kemudian berlalu mendahului kami.

"mau jalan ke kelas bareng?" tawarku.

Richard mengangguk, kemudian melangkah duluan. Aku menyusul berjalan di sisi kirinya.

"lo selalu berangkat sekolah bareng Azriel?" tanya Richard waktu kami mulai meninggalkan parkiran.

"kadang diantar papa kalau Azriel nggak bisa jemput" sahutku.

"kenapa nggak naik mobil sendiri?" tanya Richard.

"gue nggak punya sim, jadi nggak pernah bawa mobil kalau nggak kepepet banget" jawabku jujur.

Richard terkekeh, membuatku menoleh padanya.

"kok lo ketawa?" tanyaku.

"lo jujur banget orangnya, bikin gue makin suka" katanya sebelum meraih jemariku kemudian menggenggamnya.

Aku kaget, dengan sedikit kaku kugenggam juga jemari Richard. Kami pun menyusuri koridor menuju ruang kelas dengan bergandengan.

Sumpah, jantungku bertalu-talu nggak karuan. Telapak tanganku hangat, tapi hatiku jauh lebih hangat.

"gue seneng" kata Richard tiba-tiba.

"seneng kenapa?" tanyaku.

"tangan lo pas banget di tangan gue, kayaknya tangan lo emang diciptakan buat gue genggam"

Mas, belajar ngegombal di mana sih? Hatiku meleleh.

"RICHARD!" panggil Audrey yang baru keluar dari ruang kelas. Cewek bule itu melambaikan tangan dengan senyuman lebar.

Garis Lurus (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang