Menyimpan dua orang dalam satu hati, apakah mungkin?
~Author~
*****
Richard mengantarku pulang pukul 7 malam, dia langsung pulang setelah melihatku masuk kerumah.
Aku nggak bisa menahan senyuman saat masuk kerumah, bahkan aku melompat-lompat kecil sambil bernyanyi pelan menuju kamar.
"dari mana lo?"
"KAGET!" pekikku kaget saat baru membuka pintu kamar.
"ZIEEEL? LO BIKIN KAGET AJA SIH!"
Aku menatap jengkel Ziel yang duduk santai di atas kasurku. Dia duduk di tengah kasurku dengan rambut basah sambil main handphone. Sepupu nggak tau diri itu memakai T-shirt oversize warna pink milikku, dia juga pakai celana boxerku. Setelah kudekati, tercium aroma sabun mawar milikku dari Tubuh Ziel. Jubah mandiku tergeletak di atas kasur juga, tepat di belakang Ziel.
"ZIEEELL! LO MEMBAJAK KAMAR GUE SEMBARANGAN!" pekikku.
"berisik, sih" ketus Ziel tanpa mengalihkan pandangannya dari layar handphone.
Aku menghela nafas untuk mengontrol emosi. Pertama, kuraih jubah mandi dari atas kasur kemudian ku gantung di tempat seharusnya.
"basah nih kasur gue!" ketusku sambil melemparkan handuk kecil ke kepala Ziel. Ziel meletakkan handphone nya kemudian mulai mengeringkan rambut dengan handuk yang kulemparkan kepadanya.
"abisnya gue nyari handuk nggak ketemu" kata Ziel.
"buta lo! Makanya nyari tuh pake mata! Jelas-jelas handuk di jemuran" ketusku.
Ziel cuma terkekeh. Setelah selesai mengelap rambutnya, cowok itu melemparkan handuk kearahku. Walaupun kesal, aku tetap menjemur handukku bersama dengan jubah mandi yang baru kujemur.
"ngapain lo mandi di sini? Pasti lemari gue berantakan juga nih!" kataku.
"nggak, kok. Gue nyuruh si mbak buat ambilin baju di lemari lo" jawab Ziel.
"lo belum jawab, ngapain mandi di sini?" tanyaku lagi.
"lo juga belum jawab, dari mana lo?" Ziel balik bertanya.
Aku duduk di samping Ziel.
"abis jalan sama Richard""setelah pulang sama Arbi, terus jalan sama Richard?" tanya Ziel.
"lo tau darimana gue pulang sama Arbi?" tanyaku.
"tadi pas perkumpulan basket si Arbi bilang kalau dia habis nganterin lo balik" jawab Ziel.
Aku mengangguk paham.
Ziel menatapku.
"lo nggak bisa gini terus, Fel" kata Ziel tiba-tiba.Aku mengerutkan dahi, heran pada ucapan Ziel.
"maksudnya?""ya lo nggak bisa gini terus. Jujur deh, lo ada something sama Richard, kan?" tanya Ziel.
Aku mengangguk, membenarkan.
"nah itu. Lo ada something sama Richard, tapi tetep menjaga Arbi selalu di samping lo. Kenapa lo nggak pilih salah satu? Egois banget lo!" ujar Ziel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Lurus (END)
Novela JuvenilGue cuma pengin punya kisah hidup yang mudah dan sederhana. Semudah dan sesederhana menggambar garis lurus. Tapi...GIMANA CARA MUDAH DAN SEDERHANA UNTUK MEMILIH SALAH SATU DARI DUA COWOK SUPER OLENGABLE INI? Felisha Albara~ ______ Inget Felish? Iya...