Reminder : yang belum follow aku silahkan follow dulu. Terus dukung dan cintai karyaku ya. Happy Reading. Luff!
*****
Kamu nggak capek lari-larian di pikiranku selama enam tahun?
~Arbi~
*****
Arbi menghampiri kami dengan langkah terburu-buru, sementara aku dan Sean berdiri bersisian seolah bersiap menyambutnya.
Sejak tadi mataku nggak bisa lepas dari Arbi. Dia nggak banyak berubah setelah enam tahun, selain aura nya yang terlihat lebih dewasa, di mataku dia nggak berubah sama sekali. Entah kalau sifatnya.
Saat dia sudah berdiri di depan kami, jantungku makin nggak karuan.
"Arbi?" tanya Sean memastikan.
Arbi mengangguk kaku, wajahnya datar sekali saat menatap Sean.
"itu mobil lo bukan?""iya" sahut Sean.
"sorry bro, gue nggak sengaja nabrak mobil lo. Ntar gue ganti" kata Arbi.
Sean ikut mengangguk kaku.
Memang sih dulu mereka nggak terlalu dekat, tapi kan mereka pernah ada di satu naungan rumah produksi yang sama, seharusnya seneng dong bisa ketemu lagi sama rekan kerja setelah sekian lama, kenapa mereka malah kelihatan kaku kayak mau berantem?
Arbi beralih menatapku. Iya, dia menatap tepat di mataku sampai membuatku hampir terjungkal kaget karena nggak siap menerima tatapan itu.
"aku..." Arbi menggantung ucapannya kepadaku.
Aku mengangkat alis, memberi kode agar dia meneruskan ucapannya tanpa ragu.
"aku...aku terlambat, ya?" tanya nya pelan.
Sekarang aku mengerutkan dahi, heran dan bingung pada maksud dari ucapan Arbi
"maksudnya gimana?" tanyaku.
"tadi kulihat Sean lamar kamu. Aku sampai nabrak mobil Sean karena terlalu kaget. Apa aku datang terlalu terlambat sampai kamu udah dilamar orang begini?"
Arbi menjelaskan dengan bahasa Indonesianya yang terdengar aneh. Mungkin karena dia terlalu lama berada di Jepang, bahasa Indonesianya jadi terkesan canggung.
"maksudnya Sean ngelamar aku?" tanyaku bingung.
Arbi mengangguk.
"dia ngasih box cincin ke kamu tadi"Sean langsung tertawa, aku dan Arbi kompak menoleh kepadanya. Merasa diperhatikan, Sean menghentikan tawanya.
"sorry" katanya. Sean berdehem menetralkan tawanya.
"jadi lo nabrak mobil gue karena cemburu? Lo pikir gue lagi ngelamar Felish?" Sean memastikan."setengah bener, setengahnya salah. Awalnya gue nabrak mobil lo karena nggak sengaja, gue kaget ngelihat Felish dilamar orang, tapi pas sadar kalau yang gue tabrak itu mobil lo, gue nggak merasa bersalah. Gue malah seneng udah nabrak mobil lo" kata Arbi jujur.
Sean menghela nafas.
"lo salah paham, deh""maksudnya?" tanya Arbi.
Sean mengulurkan kotak cincin yang dari tadi dipegangnya, dia meminta Arbi memeriksa kotak itu. Arbi menerima kotak cincin pemberian Sean, kemudian terbelalak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Lurus (END)
Teen FictionGue cuma pengin punya kisah hidup yang mudah dan sederhana. Semudah dan sesederhana menggambar garis lurus. Tapi...GIMANA CARA MUDAH DAN SEDERHANA UNTUK MEMILIH SALAH SATU DARI DUA COWOK SUPER OLENGABLE INI? Felisha Albara~ ______ Inget Felish? Iya...