Hari ini, gue mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan perasaan ke lo
~Arbi~
*****
Aku nggak tau perasaan macam apa yang kurasakan ini, yang jelas rasanya seperti ada jutaan kupu-kupu berterbangan di perutku, membuatku mulas dan mual. Tapi anehnya, aku suka. Aku suka sensasi ini.
Tanganku tak bisa berhenti menyentuh liontin bintang di leherku, membuat Arbi yang sedang fokus mengemudi pun menoleh kepadaku.
"sebegitu terpesona nya lo sama gue? Sampai nggak bisa lepas megangin kalung dari gue?" ledeknya.
Aku mendecih.
"siapa juga yang terpesona" ketusku sambil menurunkan tangan dari leher, beralih memegang bucket mawar di pangkuanku."kok sewot" ledeknya.
Aku mendengus.
"lo kalo salting gitu lucu banget" kata Arbi.
"siapa sih yang salting" aku makin sewot.
"kok ngamok" ledeknya lagi.
Aku menoleh ke Arbi, kemudian tertawa saat melihat Arbi menaik turunkan alisnya meledekku.
"nyebelin lo" kataku.
Arbi tersenyum, sebelum kembali fokus ke jalanan.
"kalau dipikir-pikir, kalung itu barang pertama yang gue kasih ke lo, ya?" ujarnya.
Aku mengangguk membenarkan.
"iya, biasanya lo ngasih gue makanan""karena kata Ziel lo suka makan" sahutnya.
Aku mendecih.
Jeda hening, lagu at my worst yang mengalun dari mobil Arbi menjadi satu-satunya suara di antara kami.
Kualihkan pandangan keluar jendela, mengamati lampu jalanan yang menerangi kegelapan malam.
Arbi menjaga laju mobilnya perlahan, membuatku bebas menikmati pemandangan jalanan di malam hari.
"mau gue buka jendela nya?" tawarnya.
"nggak usah, ntar gue masuk angin" kataku.
Arbi tertawa lagi, membuatku menoleh kearahnya.
Jujur, aku masih canggung melihat Arbi mengendarai mobilnya sendiri begini. Mengingat biasanya dia naik bus bersamaku.
"Bi" panggilku, yang dijawabnya dengan deheman.
"kenapa selama ini lo menyembunyikan fakta kalau lo itu kaya?" tanyaku.
Arbi melirikku sebentar.
"gue nggak pernah menyembunyikan apa-apa, Felish. Lo aja yang nggak pernah nanya apapun ke gue"Benar juga. Selama ini aku sibuk menyukai Richard sampai nggak peduli sama Arbi.
Kalau dipikir-pikir lagi, aku nggak tau apapun soal Arbi selain nama lengkapnya, fakta kalau dia itu ketua kelas dan merupakan anggota inti tim basket sekolah. Satu lagi, aku juga tau kalau tante nya itu punya kedai samyang. Aku bener-bener nggak bisa membayangkan kalau ternyata Arbi adalah pemilik summer dream.

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Lurus (END)
Ficção AdolescenteGue cuma pengin punya kisah hidup yang mudah dan sederhana. Semudah dan sesederhana menggambar garis lurus. Tapi...GIMANA CARA MUDAH DAN SEDERHANA UNTUK MEMILIH SALAH SATU DARI DUA COWOK SUPER OLENGABLE INI? Felisha Albara~ ______ Inget Felish? Iya...