Aku nggak akan membiarkan kamu tenggelam sendirian
~Felisha Albara~
*****
"kamu tau darimana aku ada di sini?" tanya Arbi saat kami duduk bersila sambil berpegangan tangan di atap summer dream.
"feeling" sahutku sekenanya.
Arbi terkekeh pelan.
"maaf ya aku terlambat" kataku pelan.
Arbi menggeleng.
"nggak terlambat sama sekali, kok. Aku pikir kamu nggak akan pernah datang ke aku lagi setelah mendengar berita kayak gitu"Aku mengangkat alis, menatap Arbi dengan tatapan bertanya.
"kamu meragukan cintaku?""bukan gitu. Aku cuma merasa nggak pantas dicintai sama cewek sesempurna kamu" kata Arbi.
"aku? Sempurna? Kamu mabuk? Lupa ya kalau aku ini barbar urakan?" tanyaku.
Arbi mengusap pipiku pelan.
"kamu sempurna, selalu dan terlalu sempurna di mataku"Kusentuh tangan Arbi di pipiku.
"sesempurna apapun aku menurutmu, aku nggak akan meninggalkan kamu dalam keadaan tersulit. Kalaupun seandaikan kamu tenggelam di danau dan cuma ada aku di sana terus aku nggak bisa berenang, aku bakalan tetap masuk ke danau itu untuk menemani kamu, aku nggak akan membiarkan kamu tenggelam sendirian"Arbi tertawa, kali ini benar-benar tertawa lepas.
"kenapa kamu nggak lari cari bantuan atau nelfon damkar supaya ada yang nolongin aku? Kamu mau kita mati bareng?"Aku berkedip.
"bener juga, aku nggak kepikiran kesana. Tadi asal ngomong aja""beneran deh, Fel. Kamu nggak punya bakat bikin aku terharu" kata Arbi.
Dia mengacak puncak kepalaku, membuat hatiku ikut teracak-acak. Ngomong apa sih, Fel?
"jadi sekarang kamu mau gimana?" tanyaku.
Arbi mengedikkan bahu.
"aku mau memberitahu kamu semua yang belum bisa kuceritakan sampai sekarang. Jujur, aku merasa bersalah karena kamu tau ini dari orang lain. Seharusnya dari dulu aku ngasih tau kamu""setelah itu?" tanyaku lagi.
"setelah itu aku mau menemui papa Sean. Papa Sean berjanji mau bantu aku nanti setelah keadaan sedikit mereda. Sekarang dia menyuruhku istirahat dulu" jelas Arbi.
"tapi sosmed lagi gempar banget, Bi. Aku nggak yakin ini bisa reda dalam waktu dekat. Kalau setelah itu kamu dilupakan publik atau tergantikan sama penyanyi lain, gimana?" tanyaku bingung.
"walaupun seluruh dunia berpaling dan memunggungiku, aku akan tetap baik-baik aja selama ada kamu di sini. Mimpiku dan tujuan akhirku masih tetap kamu" Arbi tersenyum.
"Bi, gombalnya bisa ntaran dulu aja nggak? Sekarang mulai panas, nih. Kita neduh dulu, yuk!" kataku.
"nggak bisa banget diajak romantis" kata Arbi.
Arbi bangkit, menepuk-nepuk celananya yang kotor karena duduk di lantai lalu mengulurkan tangannya padaku, memintaku bangkit juga. Aku menerima uluran tangan Arbi kemudian bangun dan ikut menepuk-nepuk celana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Lurus (END)
Novela JuvenilGue cuma pengin punya kisah hidup yang mudah dan sederhana. Semudah dan sesederhana menggambar garis lurus. Tapi...GIMANA CARA MUDAH DAN SEDERHANA UNTUK MEMILIH SALAH SATU DARI DUA COWOK SUPER OLENGABLE INI? Felisha Albara~ ______ Inget Felish? Iya...