Sekarang aku tau harus berjalan ke arah mana, kamulah tujuanku
~Arbi~
******
Seseorang membunyikan bel apartemenku saat aku baru bangun tidur. Masih memakai piyama, aku membuka pintuku. Kudapati Arbi berdiri di depan pintu apartemen, dia memakai seragam sekolah lama kami dan membawa ransel, dia juga pakai sepatu sekolah.
"pagi, sayang!" sapa Arbi, dia tersenyum lebar.
Aku mengerutkan dahi,
"kamu mau kemana?" tanyaku."aku? Mau ngajakin kamu jalan."
"itu maksudku, kan mau ngajakin jalan, kenapa pakai seragam sekolah lama segala?" tanyaku lagi.
Dia berdecak,
"aku kan udah bilang, aku mau bikin kamu jatuh cinta sama aku lagi seperti dulu. Jadi, aku akan memulai kembali romansa sekolah kita," katanya sok romantis.Aku menghela nafas,
"nggak gini juga, lah! Orang-orang bakalan mikir dan bergosip kalau aku lagi jalan sama anak di bawah umur!"
Dia menggaruk tengkuknya canggung,
"aku salah nih?""balik lagi deh sana! Ganti bajumu. Aku juga mau mandi dulu, dah!" setelah mengatakannya, aku menutup pintu dan kembali kekamar.
Aku segera mandi dan bersiap. Aku memakai dress yang kuambil secara sembarangan di gantungan lemari. Dan pilihan acak itu membuatku memakai dress selutut warna broken white, dress lengan panjang ini kubeli pakai kartu kredit Ziel saat dompetnya tertinggal di apartemenku sebulan yang lalu.
Kutata rambutku dengan gaya bervolume, aku juga memakai make up lengkap.
Kupakai stiletto dan handbag yang senada dengan dressku.
Tepat setelah aku selesai memakai stiletto, bel apartemenku berbunyi lagi.
Segera aku keluar.
Arbi kembali berdiri di depan pintuku. Kali ini dia memakai kemeja lengan panjang warna pastel dengan celana jeans putih dan sepatu putih. Demi apapun, dia ganteng banget.
Arbi tersenyum sedikit, tidak seperti saat pertama menyapaku dengan seragam sekolah tadi. Kali ini dia terlihat jauh lebih dewasa dan berkelas.
"udah siap?" tanya nya.
Aku mengangguk.
"kita berangkat sekarang?" tanyanya lagi.
Aku mengangguk lagi.
"boleh sambil gandengan, kan?" tanya Arbi.
Arbi mengulurkan lengannya, memintaku memegangnya. Aku menurut, kupegang tangan Arbi.
Kami bergandengan sampai tempat parkir. Arbi membukakan pintu mobil untukku, dia juga melindungi kepalaku saat aku masuk kemobilnya. Setelah memastikan aku duduk dengan nyaman, dia menutup pintu mobil dan bergegas masuk ke mobil juga, dia duduk dengan nyaman di balik kemudi.
"kita mau kemana?" tanyaku.
Arbi menggeleng,
"aku juga nggak tau, cuma pengin jalan-jalan sama kamu aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Lurus (END)
Teen FictionGue cuma pengin punya kisah hidup yang mudah dan sederhana. Semudah dan sesederhana menggambar garis lurus. Tapi...GIMANA CARA MUDAH DAN SEDERHANA UNTUK MEMILIH SALAH SATU DARI DUA COWOK SUPER OLENGABLE INI? Felisha Albara~ ______ Inget Felish? Iya...