Goodbye, my first love
~Felisha Albara~
*****
Setelah pulang dari mall, Arbi mengajakku ke summer dream. Kayaknya memang cuma summer dream tempat kencan yang cocok buat kami.
Arbi nggak mengajakku duduk di lantai satu lagi, dia menggandengku menuju lift khusus vip. Di dalam lift, Arbi menempelkan kartu nya ke sensor di samping tombol angka-angka lantai.
Dia nggak menekan tombol apapun, tapi kurasakan lift nya bergerak turun perlahan. Ini lantai satu, kenapa lift nya turun? Nggak mungkin ke basement kan?
Aku menoleh kepadanya dengan bingung.
"ini kita turun?" tanyaku.Arbi mengangguk.
"kemana?" tanyaku lagi.
Arbi tersenyum.
"kamarku" katanya singkat.Aku mengerutkan dahi, keheranan.
Dia menoleh kepadaku.
"sini kujelasin. Cuma ada 3 kartu yang bisa mengakses lift vip. Yang pertama kartu manager kafe, manager punya kartu itu karena dia bertugas mengantarkan setiap tamu vip ke lantai vip. Yang kedua kartuku ini, ini kartu akses tanpa batas yang bisa membuka semua pintu di summer dream. Kartu manager nggak bisa berfungsi di sensor ini" Arbi menunjuk sensor yang tadi dia tempeli kartunya.Aku mengangguk paham.
"jadi manager nggak bisa ke 'kamarmu'?" tanyaku.Arbi mengangguk lagi.
"itu satu-satunya lantai paling rahasia di bangunan ini. Di bangun di bawah basement, jauh di bawah tanah""kayak ruang rahasia?" tanyaku.
"bener banget! Itu tempat persembunyian paling aman. Dulunya ruangan itu di buat untuk menyimpan bahan baku dan keperluan kafe, semua pegawai kafe bisa masuk kesana. Tapi setelah aku masuk SMA, aku meminta papa untuk mengupgrate sistem keamanan ruangan itu dan meminta nya jadi milikku pribadi" Arbi bercerita.
"buat apa kamu minta ruang pribadi?" tanyaku.
Arbi mengedikkan bahunya.
"kita nggak pernah tau apa yang akan terjadi di masa depan, aku yakin aja suatu hari tempat itu pasti berguna. Terbukti, kan? Tempat itu sekarang berguna untuk kencan rahasia kita"Aku tertawa, Arbi ikut tertawa.
"oh iya, Bi. Katanya ada tiga kartu untuk mengakses lift vip. Yang satu lagi punya siapa?" tanyaku setelah selesai tertawa.
Arbi mengeluarkan dompet dari saku jeans, kemudian mengeluarkan satu kartu yang sama dengan yang ada di tangannya. Setelah mengembalikan dompetnya ke dalam saku, Arbi menyerahkan satu kartu di tangannya kepadaku.
"punya kamu" katanya.Aku mengerutkan dahi sambil menerimanya.
Arbi mengibaskan kartu miliknya di depanku.
"punya kamu sama kayak punya aku. Kamu bebas keluar masuk ruangan manapun di sini""buat apa kamu kasih aku kartu ini?" tanyaku.
"kamu kan calon istri pemilik summer dream" katanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Lurus (END)
Ficção AdolescenteGue cuma pengin punya kisah hidup yang mudah dan sederhana. Semudah dan sesederhana menggambar garis lurus. Tapi...GIMANA CARA MUDAH DAN SEDERHANA UNTUK MEMILIH SALAH SATU DARI DUA COWOK SUPER OLENGABLE INI? Felisha Albara~ ______ Inget Felish? Iya...