See You
~Felisha Albara~
*****
Ziel berdiri di gerbang rumahku saat aku sampai rumah. Ketika melihatku mendekat, dia merentangkan kedua tangannya seperti siap memelukku. Aku menatapnya, tanpa berkata apapun dan langsung masuk kepelukannya. Ziel mengusapi rambutku lembut seperti aku ini adalah putri kecilnya yang bersedih.
Aku nggak menangis lagi, aku cuma diam saja dalam dekapan hangat Ziel. Lagipula, aku ragu masih bisa menangis lagi. Semua stok air mataku sudah kukeluarkan di depan Arbi tadi, bersama emosi yang selama ini kupendam sendiri.
"gue tau lo bakalan ketemu si kampret itu, makanya gue nungguin lo di sini" kata Ziel.
"berani banget lo mukul muka artis, mau digebukin fans nya?" tanyaku, masih dalam pelukan Ziel.
"gue rela digebukin demi lo" kata Ziel.
Aku melepaskan pelukan kami.
"kenapa lo tiba-tiba mukul Arbi?"Ziel memegang kedua bahuku, kemudian menatap mataku dalam.
"walaupun lo nggak pernah ngasih tau gue, gue selalu tau apapun yang terjadi sama lo. Gue selalu tau apa yang lo rasain. Gue ngerti kalau hubungan lo sama Arbi udah nggak baik-baik aja. Selama ini gue berusaha pura-pura nggak tau, tapi setelah tau dari Mika tentang apa yang anak-anak kampus lakuin ke lo, gue udah nggak bisa menahan diri lagi. Gue nggak sudi ngelihat cowok kampret itu menyulitkan kehidupan lo. Gue juga nyesel karena dulu udah nyuruh lo kenalan sama dia""Ziel, lo nggak perlu menyesali apapun. Walaupun sekarang Arbi salah, dia juga pernah memberikan kebahagiaan buat gue. Dia juga pernah membuat gue merasa beruntung dicintai sama cowok seistimewa dia" kataku.
Ziel menghela nafas.
"lo putus sama dia?"Aku mengangguk.
"barusan gue putusin dia""bagus, deh. Lo nggak perlu kenal cowok manapun lagi mulai sekarang. Udah cukup gue gebukin dua cowok karena lo. Sekarang lo sama gue aja, gue bakalan besarin lo dengan baik. Gue akan menjaga lo lagi kayak dulu" ujar Ziel.
Aku terharu, walaupun selalu menyebalkan sebenarnya Ziel sangat menyayangiku.
Ziel menggandeng tanganku.
"masuk, yuk!"Aku menurut saja, mengikuti Ziel masuk kerumah.
"itu apa di kepala lo?" tanya Ziel.
"selendang, dikasih Mika" sahutku.
"cantik" kata Ziel.
Aku mengangguk.
"lo tadi bolos sama Mika?" tanya Ziel.
"iya" sahutku.
"kenapa nggak ngajak gue, sih? Besok bolos lagi yuk!" kata Ziel.
"boleh" sahutku.
Begitu sampai di kamarku, Ziel menyuruhku mandi dan beristirahat. Ziel memesankan sekotak donat coklat kacang untukku sebelum pamit pulang.
Setelah Ziel pulang, aku mandi kemudian makan donat yang dia belikan sendirian di balkon. Tatapanku tertuju kepada deretan pot stroberi. Mereka sudah tumbuh besar, aku pun sudah mengganti semua pot mereka menjadi lebih besar. Aku berharap tanaman itu bisa terus tumbuh dan berbuah dalam waktu yang lama. Meskipun ku tau kalau usia tanaman stroberiku nggak lama lagi, tapi aku cuma mau terus berharap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Lurus (END)
Fiksi RemajaGue cuma pengin punya kisah hidup yang mudah dan sederhana. Semudah dan sesederhana menggambar garis lurus. Tapi...GIMANA CARA MUDAH DAN SEDERHANA UNTUK MEMILIH SALAH SATU DARI DUA COWOK SUPER OLENGABLE INI? Felisha Albara~ ______ Inget Felish? Iya...