Terpilih

174 28 12
                                        

Gue terbang lagi

~Felisha Albara~

*****

"udah sampai, deh" kata Arbi saat kami melangkah masuk ke halaman rumahku.

Aku menoleh padanya sambil tersenyum.
"makasih ya" kataku.

"buat apa?" tanya Arbi yang juga menatapku.

"karena udah diantar, terus ditraktir juga tadi" jawabku.

Arbi tersenyum.
"ini semua nggak gratis, besok lo harus bawain gue bekal kesekolah!"

Aku mengangkat alis.
"dasar pamrih" candaku.

Arbi tertawa.

"mau mampir dulu?" tawarku.

"boleh?" tanya Arbi polos.

Giliran aku yang tertawa.
"ya boleh, lah" sahutku.

Arbi mengangguk girang, aku tersenyum.

Kami melanjutkan langkah, tapi kemudian kembali berhenti saat mendengar dering ponsel Arbi.
Cowok itu mengeluarkan ponsel nya dari saku jas kemudian menerima panggilan.

Aku menunggu beberapa saat sampai Arbi memutuskan panggilannya.

"kenapa, Bi?" tanyaku saat Arbi menoleh kepadaku.

"gue nggak jadi mampir, Fel. Tim basket sekolah harus rapat dadakan di sekolah" jelas Arbi.

"rapat tentang apa?" tanyaku.

Arbi mengedikkan bahunya.
"gue juga nggak tau. Tapi semua anggota disuruh balik lagi kesekolah sekarang juga"

"berarti Azriel juga harus dateng?" tanyaku.

Arbi mengangguk, aku terkekeh.

"Ziel batal kencan dong. Pasti dia jengkel banget kencan pertamanya berantakan" kataku.

Arbi ikutan terkekeh.

Arbi menitipkan gitarnya kepadaku sebelum berpamitan untuk pergi.

Setelah Arbi keluar dari halaman rumah, aku membawa gitarnya ke kamarku.

Kusandarkan gitar Arbi ke lemari, setelah meletakkan tas dan mengganti sepatuku dengan sandal, juga membuka jas seragamku, aku meraih botol air mineral di atas nakas. Saat menoleh ke ranjang, aku melihat boneka panda pemberian Richard.

Aku tersenyum, kuraih boneka itu lalu kubawa ke balkon bersama dengan botol air mineralku.

Di balkon, aku menatap tiga pot stroberi yang kuletakkan di sana. Satu pemberian Richard, dua lagi yang kutanam bersama Arbi.

Aku mendudukkan boneka pandaku ke sofa yang ada di balkon, lalu kubuka tutup botol mineral kemudian kusiramkan kepada tiga tanaman stroberiku.

"minum yang banyak, terus berbuah yang enak! Ini perintah majikan" kataku kepada tanaman stroberiku.

Ponselku di saku berdering. Panggilan masuk dari Richard.

Garis Lurus (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang