Notice

144 33 4
                                    

Setelah sekian lama, akhirnya lo mulai menyadari keberadaan gue

~Felisha Albara~

*****

Pagi ini aku berangkat sekolah diantar papa, karena papa sama mama udah pulang jadi Ziel nggak nginep di rumahku lagi. Kami belum baikan secara langsung sih, tapi aku udah maafin dia kok setelah tadi malem dia nganterin tas sama handphone ku.

Seperti biasa, aku selalu jadi orang pertama yang sampai di kelas. Setelah meletakkan tas dan paperbag berisi jas milik Arbi di atas kursi, ku keluarkan pot stroberi dari Richard di dalam laci lalu kuletakkan pot itu ke atas meja.

Aku mengambil botol air mineral yang kubawa di dalam tas, kemudian kusirami tanaman stroberi itu pelan-pelan supaya tidak mengotori meja ku.

"sayang, maaf ya kemarin kamu ketinggalan. Nanti aku bawa kamu pulang, biar bisa ketemu sama Temen-temenmu yang baru kutanam kemarin" kataku sambil menunduk, mendekatkan diri pada tanaman stroberi yang sedang kusirami.

Setelah selesai, aku menegakkan tubuhku lagi.

"YA TUHAN!" pekikku. 

Jantungku hampir lepas saat aku berdiri tegak dan kudapati Richard berdiri tepat di hadapanku sambil menatapku.

Jantungku hampir lepas saat aku berdiri tegak dan kudapati Richard berdiri tepat di hadapanku sambil menatapku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kenapa teriak?" tanya Richard.

Aku mengelus dadaku perlahan.
"kaget. Lo kapan datengnya, kok tiba-tiba udah di sini?"

Mendadak aku heran pada diriku sendiri. Kenapa tiba-tiba aku bisa berbicara santai dengan Richard begini tanpa merasa nerveus?
Ini Richard loh! Cowok yang aku taksir selama bertahun-tahun.

Richard tak menjawab pertanyaanku. Cowok ganteng itu melihat leherku.
"lo cewek yang waktu itu gue kasih kalung?" tanya Richard sambil menunjuk kalung liontin bulan sabit pemberiannya yang sedang kupakai.

Refleks aku menyentuh liontin di leherku dengan tangan kanan.
"iya" sahutku.

"stroberi itu masih lo simpen juga?" tanya Richard lagi, kali ini sambil menunjuk tanaman stroberi di atas mejaku.

Aku mengangguk.

Richard tertawa, bikin jantungku makin gak karuan.

"benda-benda yang ditolak sama Audrey, justru lo simpen dan jaga dengan baik" komentar Richard.

Aku mengoceh dalam hati.
Jangankan cuma benda, lo minta gue jagain juga bakalan gue jagain, Ri!

Garis Lurus (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang