[BL] Doted By The Alpha

1 : Hari Setelahnya

"Mo Hanlu, kamu akan mati saat aku kembali." Mo Laotian adalah pria yang ditakuti oleh banyak orang. Dia memiliki citra alpha yang sangat mendominasi;  makhluk seperti Tuhan di kulit manusia.  Dia memancarkan aura yang mengintimidasi kemana pun dia pergi dan dia adalah tipe orang yang benci disinggung oleh siapa pun.

Tapi hari ini, saudaranya telah mendorongnya melewati batasnya. Dia sudah memiliki beberapa pemikiran tentang berbagai cara dimana dia bisa membunuh adik laki-lakinya, Mo Hanlu.  Saudaranya telah berani menjebaknya dan membiusnya tiga kali lipat dosis normal pil pemicu panas. Di dunia ini, hanya ada dua hal yang paling dibenci Mo Laotian.  Pertama, dikendalikan oleh orang lain selain dirinya sendiri, yang kedua adalah omega.

Hari ini, dia tidak hanya terbangun dengan seseorang di tempat tidurnya tetapi dia juga tidur dengan orang itu dan seseorang itu adalah Omega. Dia menelepon kakaknya dan menutup telepon saat dia menyelesaikan apa yang ingin dia katakan.

Udara di ruangan menjadi dingin dan gelombang ketegangan memancar dari pria itu. Dia sangat marah. Ini pasti pekerjaan orang tuanya. Kedua tetua menjadi khawatir bahwa dia mungkin tidak akan menikah dan karena itu mereka menjebaknya pada banyak kencan buta. Mo Laotian tidak ada sedikit pun ketertarikan pada pria atau wanita mana pun, tetapi dia dengan sabar bertemu dan makan makanan tanpa hasil dengan banyak orang demi ibunya, meskipun dia telah menolak semuanya dengan sopan. Tetapi dia tidak pernah berpikir bahwa ibunya akan memainkan trik kotor untuk mengendalikannya.

Akhirnya, setelah mandi sebentar, Mo Laotian mengenakan satu set setelan jas biru tua yang baru dia keluarkan dari lemari, meskipun tidak sering ke kamar. Dia selalu menyimpan pakaian ekstra di setiap kamar pribadi di semua propertinya.

Dia melirik orang yang tidur nyenyak di ranjang besar untuk terakhir kalinya. Orang itu memancarkan aroma manis yang paling dia benci. Matanya menjadi dingin dan tanpa melakukan apapun dia meninggalkan ruangan. Dia tidak tahan tinggal di ruangan yang memiliki bau dirinya dan omega yang dengan keras kepala berpadu.

Hanya sepuluh menit setelah pria dingin itu meninggalkan ruangan, orang di tempat tidur itu terbangun, perlahan-lahan mengangkat bulu matanya yang panjang dan keriting.  Dia memiliki mimpi yang sangat indah. Dia memimpikan pacarnya, Paul. Dia tersenyum saat dia samar-samar mengingat gambar Paul sedang bercinta dengannya.

Dengan lembut, dia mengangkat tubuhnya dari tengkurap dan menyadari itu sama sekali bukan mimpi. Dia masih bisa mengingat dengan jelas detail ruangan yang dia tempati dalam mimpinya dan sekarang dia tahu bahwa dia ada di ruangan itu. 'Mungkinkah?' pikirnya dalam hati, tetapi kemudian setelah perlahan-lahan memeriksa gambaran samar dari pria yang pernah bercinta dengannya, dia menyadari bahwa itu bukanlah Paul sama sekali.

Telapak tangan besar yang hangat yang masih tampak di tubuhnya bukanlah milik Paul. Tangan Paul tidak terlalu besar dan hangat.

Meskipun pria yang dia ingat lembut, namun juga kasar pada saat yang sama.  Paul tidak seperti itu. Paul adalah orang paling lembut yang dia kenal, itulah mengapa mereka tidak pernah melakukannya meskipun sudah menjalin hubungan selama hampir empat tahun, alpha itu menghormatinya. Kapanpun dia dalam keadaan panas ataupun heat, Paul akan selalu membantunya tetapi dia tidak pernah menyentuhnya. Dia adalah orang yang paling lembut dan satu-satunya orang yang dia percayai dan cintai setelah dia meninggalkan rumah.

Rasa sakit di punggung bawah dan pahanya membuat omega itu keluar dari pikirannya. Matanya mulai berair. Dengan gemetar, dia memindai ponselnya. Dia ingin menelepon Paul dan mengkonfirmasi semuanya. Dia ingin Paul mengatakan bahwa dialah yang tidur dengannya tadi malam.

Masih gemetar, dia segera menghubungi nomor Paul ketika dia melihat ponselnya di potongan pakaian yang tergeletak di lantai dengan berantakan.

* telepon berdering *