Yana mengerjap kala suara yang ia kenali terdengar berteriak dan membentak. Dengan siapa Elang bicara? Dan kenapa pria itu sepertinya marah sekali?
Dengan kepala yang sedikit pusing, Yana beranjak dari atas ranjang pribadi milik Elang. Mereka masih di kantor, belum ada yang kembali ke rumah sejak semalam usai percintaan panas dan menyakitkan bagi Yana.
Yana membuka sedikit pintu kamar pribadi Elang agar ia bisa mengintip siapa lawan bicara pria itu. Napas Yana tertahan. Itu Adam. Pria yang mencampakkan Yana tadi malam.
"Anjing! Lo tahu gue serius sama Yana! Gue mau ngasih di surprise di hari jadi kedua kami! Dan ini apa? Lo bilang kalian tidur bersama? Anjing lo! Anjing!"
Yana mengatupkan bibirnya dan tangannya mendadak bergetar. Jantung Yana jelas berdegup dengan kencang. Adam... Apa?
"Gue gak peduli! Gue cinta sama Yana! Kalau bukan karena lo, Yana udah lama jadi milik gue!"
Jantung Yana semakin berdegup kencang mendengar kalimat balasan Elang. Pria itu...
"Kakak macam apa lo, hah?! Lo ngerusak kebahagiaan adik lo sendiri!" teriak Adam dengan penuh amarah.
"Adik?" Elang berdecih. "Bangun. Mimpi lo kejauhan. Mungkin status di mata orang-orang kita adik-kakak, tapi mereka gak tahu, ibu lo yang jadi pelacur di rumah tangga orangtua gue," desis Elang dengan rahang mengeras.
"Jaga omongan lo!" teriak Adam lagi.
Yana yang masih setia menjadi pendengar, mengerutkan dahi dengan kalimat Elang. Jadi, orangtua Elang bercerai karena ibu Adam?
"Gue bakal bawa Yana! Dia cewek gue!" seru Adam.
Yana segera menutup pintu dan menguncinya. Dia tidak mau bertemu Adam. Yana tidak bodoh. Adam bukan pria lembut yang penuh perhatian. Berbanding terbalik dengan Elang.
Pukulan di pintu di belakang Yana membuatnya terlonjak kaget. Yana menjauh dan memilih menaiki ranjang dengan memeluk erat sebuah bantal.
"Lo pikir gue bakal kasih lo kesempatan buat bawa Yana? Jangan mimpi!" Elang berujar tegas.
"Gue bakal aduin Papi dan gue bakal bilang ke orangtua Yana apa yang kalian lakukan! Sialan!"
Yana menelan air ludahnya sudah payah. Tidak... Adam pasti hanya memberikan gertakan saja. Tapi... Bagaimana jika pria gila itu benar-benar melakukannya?
Yana yakin, dia akan digantung oleh ayahnya yang tegas dan keras kepala itu. Adam bangsat!
"Na, buka pintunya," pinta Elang dari balik pintu.
Yana cukup lama termenung sebelum beranjak dan membukakan pintu. Wajah wanita itu bingung dan kalut. Elang bisa melihat hal itu dengan jelas.
Wajah Elang yang tadinya masih tegang dan kaku, kini berubah lembut menatap Yana. Sebelah tangannya terulur untuk mengusap pipi wanita itu. Elang tahu apa yang membuat Yana seperti ini. Pasti ucapan Adam sebelum pergi tadi.
"Gak usah khawatir," bisik Elang.
Yana mendongak menatap wajah tampan pria di depannya. "T-tapi... Adam..."
Yana memejamkan mata kala Elang mengecup lembut bibirnya berulang kali. Pria itu menarik tangannya untuk kembali mendekati ranjang. Elang mendorong Yana untuk duduk. Sementara pria itu berlalu ke nakas di sebelah ranjang.
Yana hanya memperhatikan saja apa yang pria itu lakukan. Pikiran Yana berkelana ke keluarganya. Apa Adam sudah menuju rumah orangtuanya? Yana harus menghentikan pria itu.
"Na, jadi istri dan ibu untuk anak-anakku kelak, ya?"
Yana mengerjap sambil menahan napas. Elang...
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY 2017 - 2021 (END)
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 2...