"Shit, Bel!"
Bella sudah memejamkan mata dengan perasaan yang sangat cemas. Antara takut dan senang karena yang mendapatkan kesuciannya adalah pria yang selama ini Bella sukai secara diam-diam. Hanya Kana yang tahu. Tapi bisa saja temannya itu sudah lupa tentang hal tersebut.
"Kenapa?" Bella membuka mata saat Zidan beranjak dari atas tubuhnya dan menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka.
Mata Bella sudah berkaca-kaca karena Zidan menolaknya.
"Sebentar," Zidan beranjak dan merapikan penampilannya sebelum pergi meninggalkan Bella dalam keadaan polos hanya tertutupi selimut hotel.
Bella mendadak sedih. Tangisnya pecah begitu saja. Zidan meninggalkannya karena tahu dia masih perawan?
"Bodoh, Bel! Lo sendiri yang mulai dan lo sendiri yang sakit hati. Sejak dulu Zidan gak pernah suka sama lo. Lo bukan tipenya." Bella berbicara sendiri sambil menutup wajahnya dengan selimut.
Tak berselang lama, pintu kamar Bella terbuka. Wanita itu mengernyit kala mendengar langkah kaki dan roda yang diseret.
Menyingkirkan selimut dari wajahnya, Bella bisa melihat Zidan yang kini membongkar koper milik pria itu. Apa-apaan ini?
"Bel," Zidan mendekat dan menarik tangan Bella.
"Aku mau jujur. Tapi... Kamu nangis?!" seru Zidan terkejut saat menatap mata basah Bella.
"G-gue kira lo..."
Bella tidak bisa menyelesaikan ucapannya karena Zidan lebih dulu membungkam bibirnya dengan ciuman menuntut.
Entah berapa lama mereka saling menghisap, memainkan lidah dan menyentuh satu sama lain. Saat Bella memisahkan diri, ia mengangkat tangannya dan menahan napas.
"Ini..."
"Kamu milik aku, Bel."
Bella mengerjap. Ia belum mengerti ucapan Zidan. Milik pria itu?
"Nikah sama aku, ya," pinta Zidan sambil mengecup kedua punggung tangan Bella bergantian.
Bella membelalak. "Lo... Kamu... sadar, kan?"
Zidan tertawa dan mendekap erat tubuh Bella. "Sial. Aku gak pernah bayangin kita bakal kejebak situasi kayak gini. Iya, aku sadar. Sangat sadar."
Bella mendorong tubuh Zidan dan beranjak untuk duduk sehingga selimut melorot ke pinggangnya dan menampilkan bukit kembar kesukaan Zidan.
Zidan menggigit bibir menatap dada Bella dengan penuh minat. Baru saja telapak tangannya hendak menyentuh di sana, Bella sudah menepisnya.
"Jelasin dulu! Kamu gak main-main, kan? Ini gak lagi nge-prank, kan? Kameranya mana?"
Zidan berbaring dan menarik pinggang Bella sehingga wanita itu menimpa dadanya.
"Aku serius, Bel. Udah lima tahun aku tahan-tahan biar gak ungkapin ini karena takut kamu tolak. Tapi sekarang, aku gak tahan lagi. Apalagi pas tahu kamu masih sendiri. Gak ada pacar. Apalagi suami."
Bella sekarang paham maksud pertanyaan pria itu saat di mobil menuju ke sini. Bella kira...
"Dan aku gak masalah tersiksa sendiri sekarang. Asal aku gak jadi orang yang ngerusak kamu tanpa status apa pun."
Bella mengernyit. Matanya menatap Zidan dengan tajam. "Kalau aku gak bilang, pasti kamu terusin, kan?"
Zidan mengangguk dengan polos. "AW!" serunya saat Bella menancapkan kuku panjangnya di dada bidangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY 2017 - 2021 (END)
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 2...