A Zaheen's Trick (End)

40.4K 3.9K 157
                                    

Zaheen menahan diri sekuat mungkin agar ia tidak merusak Ara secepat ini. Jika mereka melakukan hal lebih dari apa yang Zaheen bayangkan, berarti ia sukses menjalankan triknya sebagai pria bajingan.

Sayangnya, Zaheen sudah kembali dalam setting pria baik-baik saat ia menunggu kedatangan Ara satu jam yang lalu.

"Maaf," bisik Zaheen saat mereka bergelung di dalam selimut.

Cuaca cerah yang tadi menghiasi langit siang mendadak berubah mendung. Zaheen juga sudah menghubungi sekretarisnya untuk menunda penerbangan hari ini.

"Kamu belum makan?" tanya Zaheen saat mendengar seruan demo dari perut Ara.

Ara yang nyaman dalam dekapan Zaheen hanya mengangguk pelan. "Pasiennya lumayan rame hari ini. Aku gak sempat makan. Kupikir di sini aku dikasih makan," sindirnya.

Zaheen berdecak. "Sebentar, Mas pesan makanan dulu," katanya sambil mengurai pelukan mereka untuk meraih ponsel miliknya yang berada di atas nakas.

"Masih suka cumi pedas, kan?"

Ara terdiam. Ia menatap Zaheen yang kini sibuk mengetik sesuatu di ponselnya. Entah kenapa Ara merasa selama ini ia begitu jahat membiarkan pria seperti Zaheen mendekatinya tapi tidak ia beri kesempatan untuk mendapatkan lebih.

Seperti hatinya waktu itu.

"Apa yang gak Mas tahu dari aku?" Ara kembali memeluk Zaheen saat pria itu sudah meletakkan kembali ponselnya.

"Hm... Pria idaman kamu, mungkin."

Ara menggigit bibir sebelum mendongak sehingga matanya berhadapan langsung dengan dagu berbulu Zaheen.

Serba bulu, ya, Bund.

"Mau tahu?" tanya Ara seolah sedang menguji mental Zaheen.

Zaheen mengangguk ragu sambil menahan napas. Apakah ada salah satu yang Ara sebutkan nanti pada dirinya atau tidak?

"Mas ke sana dulu," Ara menunjuk jendela kamar Zaheen.

"Ngapain?"

"Ke sana aja dulu," desak Ara tak sabaran.

Zaheen menurut. Pria itu beranjak dari atas kasur hanya dengan balutan bokser ketat saja di bagian tubuh tengahnya.

"Berdiri hadap jendela," suruh Ara lagi.

"Gini?"

Ara mengangguk. "Sekarang lihat baik-baik pria idaman aku," katanya.

Zaheen menunggu. Berselang beberapa detik saja, kaca jendela yang semula tembus pandang ke luar sana kini menjadi cermin yang memantulkan bayangannya.

Zaheen menoleh pada Ara yang tersenyum padanya sambil memegang sebuah remot kecil. Ya, Zaheen tahu benda itu.

Hati Zaheen menghangat dan sesak karena dipenuhi kupu-kupu. Ia paham apa yang sedang Ara sampaikan. Dengan senyum lebarnya Zaheen kembali ke atas kasur dan Ara menyambutnya dengan senang.

"Kalau aja aku gak ketemu sama Zaira di lobi, mungkin aku gak tahu kalau selama ini aku cuma salah paham."

Zaheen mengusap lengan Ara dan mengecup puncak kepalanya. "Kalau Mas tahu Zaira yang bikin kamu menjauh, Mas bakal kejar kamu dan jelasin semuanya. Dan Mas bakal ngehukum tuh anak," decak Zaheen gemas sekaligus kesal akan kelakuan adiknya.

Ara terkekeh. Sementara Zaheen meraih sesuatu dari bawah bantal. Ada tempat penyimpanan rahasia di sana.

Tangan Zaheen menyelinap masuk ke selimut. Ara pura-pura memejamkan mata karena mengira Zaheen akan kembali menyentuhnya.

SHORT STORY 2017 - 2021 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang