Ini sudah seminggu berlalu sejak Zika melihat dengan nyata bukti-bukti kalau pria bernama Kaffa itu benar suaminya. Satu hal yang mengganggu pikiran Zika sejak saat itu. Nama panjang Kaffa.
"Aku yakin kalau dia beneran cowok itu," gumam Zika.
Sejak saat itu pula Kaffa jarang sekali kembali ke rumah dan hanya dua kali bertatap muka saat Kaffa mengambil beberapa barang di dalam kamar besar ini.
"Nyonya, makanan sudah siap,"
Suara ketukan di pintu kamar diikuti suara seorang pelayan membuat Zika menghela napas.
"Aku bosan di sini," Zika mencebikkan bibir. Hampir seminggu dia tidak ke mana-mana selain berkeliling di rumah ini. Rumah besar yang pernah membuat Zika lupa jalan kembali ke kamarnya.
"Nyonya," panggil pelayan di balik pintu kamar Zika dan Kaffa.
Zika beranjak setelah meraih ponsel yang Kaffa berikan untuknya. Kata pria itu, ponsel lama Zika tidak tahu di mana sehingga ia membelikan ponsel baru.
"Iya, saya akan turun sebentar lagi," ujar Zika agar pelayan segera pergi dari depan kamar.
Karena ponselnya kehabisan daya, Zika mencari charger-nya terlebih dahulu. Zika ingat dia meletakkan benda tersebut di atas nakas. Sayangnya tidak ada.
Satu persatu laci nakas Zika buka untuk mencari benda tersebut. Tapi, yang Zika temukan adalah hal yang mengejutkan. Sebuah album foto dan di atas album foto itu tertera nama sekolah yang jelas Zika kenal.
"Ini..." Zika mengambil album foto tersebut sambil duduk bersandar di kaki ranjang.
Ini sudah 7 tahun sejak ia duduk di bangku sekolah menengah tersebut. Zika membuka album foto dengan wajah bingung. Kenapa berbeda dengan album miliknya?
"Kenapa fotoku semua di depan?" gumam Zika bingung.
Halaman demi halaman Zika buka. Di pertengahan album, baru Zika temukan foto angkatannya. Benar ada Zika di sana. Dan juga ada Kaffa. Pria itu berdiri di belakangnya. Postur tubuh Kaffa yang memang tinggi menjulang sejak dulu selalu mengambil tempat di belakang jika ada foto kelas atau pun foto angkatan.
Zika kembali membuka halaman depan di mana banyak foto dirinya di sana. Ada tulisan tangan Kaffa juga.
"Cewek cantik yang cuek," gumam Zika membaca tulisan di sana.
Itu foto Zika saat di perpustakaan. Zika tidak tahu ada orang yang diam-diam mengambil potretnya sedang membaca dengan raut wajah serius.
Ingatan Zika terlempar pada waktu di mana ada seorang laki-laki yang menyatakan cinta padanya. Zika jelas menolak. Zika yang tidak terbiasa berdekatan dengan lawan jenis cukup takut kala itu.
Tapi... Zika tidak tahu kalau laki-laki yang ia tolak semasa SMA-nya adalah pria yang menjadi suaminya saat ini. Semuanya benar-benar berubah. Kaffa tidak mirip sama sekali dengan sosok laki-laki yang Zika ingat. Apa ini yang namanya perubahan kedua?
Selama 7 tahun juga, Zika menutup diri dari lingkup pertemanan. Hal tersebut ia lakukan untuk menghindari bullyan karena perceraian kedua orangtuanya.
"Kenapa kamu gak turun-turun?"
Zika mendongak. Kaffa berdiri di ambang pintu dengan mata yang terkunci pada sesuatu di tangan Zika.
'Apa Zika sudah tahu?' batin Kaffa bertanya was-was.
Kaffa tidak mau setelah Zika tahu siapa dirinya yang sebenarnya, wanita itu malah salah sangka dan membencinya.
Sementara Zika masih saja diam. Wanita itu sibuk memikirkan berbagai kemungkinan. Apa Kaffa sedang membalas dendam padanya karena pernah Zika tolak?
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY 2017 - 2021 (END)
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 2...