A Zaheen's Trick (2)

32K 3.8K 125
                                    

"Lepas!" Ara menepis tangan Zaheen yang menarik lengannya.

"Masuk, dingin di luar," kata Zaheen memberi perhatian.

Ara mendengkus. Kakinya melangkah ke mobilnya kembali. Ara masuk dan duduk di tempatnya semula. Sambil memejamkan mata dengan detak jantung yang menggila, Ara menyuruh sopirnya untuk menghubungi bengkel kepercayaannya keluarganya.

"Kira-kira sekitar satu jam lagi, Bu, lokasi mereka cukup jauh," lapor sang sopir.

Kaca jendela di sebelah sopir Ara diketuk oleh Zaheen. Pria itu tidak akan membiarkan Ara lolos begitu saja. Setelah takdir membawa mereka bertemu kembali, Zaheen tidak akan menyia-nyiakannya.

Dari dalam mobil Ara mencuri dengar apa yang Zaheen katakan pada sopirnya. Sayang, suara pria itu tidak begitu jelas. Yang Ara tangkap hanya beberapa kata saja. Seperti Zaheen menyebut namanya, lalu nama Ara, dan sebentar.

Tak lama setelah bicara, sopir Ara pergi begitu saja ke mobil Zaheen dan masuk ke dalamnya. Sedangkan Zaheen memilih masuk melalui pintu penumpang yang berlawanan arah dengan Ara duduk.

"Keluar!" Ara menatap Zaheen dengan pandangan horor. Mau apa pria itu masuk ke mobilnya? Bahkan dengan posisi yang begitu dekat.

"Bukankah pertemuan pertama setelah tiga tahun harusnya sedikit manis?" tanya Zaheen sambil menoleh pada Ara dengan senyuman miringnya.

"In your dream," desis Ara dingin.

Zaheen terkekeh. Jika 3 tahun lalu ia dikenal dengan Zaheen yang manis dan sangat tenang. Sepertinya sekarang akan sedikit berbeda bagi Ara. Wanita itu akan tahu Zaheen yang lainnya.

"Apa yang-"

Ara membelalak saat tubuhnya terangkat dan terduduk di atas pangkuan Zaheen. Bahkan kini kepalanya begitu dekat dengan atap mobil.

"Bersikap manis sedikit, Ara," ujar Zaheen penuh penekanan.

Ara memberontak dan hendak turun dari atas paha Zaheen. Tapi pria itu lebih dulu menarik pinggangnya sehingga tubuh mereka saling bersentuhan.

Jika trik menghilang tidak mempan, maka Zaheen harus menjalankan trik berikutnya. Menjadi pria bajingan. Bukankah wanita sekarang mudah sekali jatuh cinta pada pria bajingan?

Koreksi kalau Zaheen sok tahu. Tapi itulah faktanya. Zaheen bahkan lelah menjadi pria baik-baik yang selalu dimanfaatkan oleh Ara.

Bukan kesalahan Ara, sih. Zaheen saja yang bodoh karena begitu menginginkan Ara bersamanya sampai rela melalukan apa saja.

"Jangan gila! Kita di tepi jalan raya!"

Ara mendorong dada Zaheen namun tidak bisa. Ara takut kalau ada yang curiga pada mobilnya. Apalagi mereka berada di tepi jalan yang pencahayaannya sangat terang.

"Berita terkini, pengusaha muda yang diidam-idamkan para wanita tertangkap kamera sedang memangku seorang wanita di dalam mobil. Apakah itu kekasihnya?"

Ara tidak mengerti ucapan Zaheen. Ara masih berusaha untuk bisa lepas dari belitan lengan pria itu. Sialan. Ara lelah! Tapi kenapa Tuhan memberinya cobaan di saat seperti ini?!

"Oke, selesai."

Zaheen melepaskan Ara begitu saja dan keluar dari mobil sambil menyentuh ikat pingganya seolah sedang memperbaiki benda itu.

Zaheen menoleh ke arah pintu mobil yang masih terbuka. Tubuhnya menunduk sedikit menatap Ara. Senyum manisnya melengkung sempurna menyapa penglihatan Ara sebelum Zaheen menutup pintu dan berlalu menuju mobilnya.

Ara mengerjap. Apa-apaan itu?

***

"Astag..."

SHORT STORY 2017 - 2021 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang