Perverted Neighbor 2

53.3K 5.3K 491
                                    

Sheila mematikan shower, lalu meraih kimono handuk yang tergantung tak jauh dari tempatnya berdiri. Usai membalut tubuhnya, wanita itu berlalu keluar dari kamar mandi sambil melamun.

Ini hampir 4 tahun berlalu dan ia sama sekali tidak pernah lagi mendengar kabar tentang laki-laki mesum di sebelah rumahnya. Semenjak Gio pergi secara diam-diam waktu itu, hidup Sheila seperti ada yang kurang dan ia merasa kehilangan.

"Gak capek, Shei? Ini udah buang-buang waktu loh. Lo bahkan gak pernah tahu kabarnya selama ini. Mungkin aja, kan, dia udah-"

Sheila terdiam dengan pandangan membelalak saat ia menoleh pada sofa di kamarnya.

"Hai,"

Sheila menggeleng pelan. Halusinasinya benar-benar terasa nyata kali ini. Sial. Apakah merindukan seseorang bisa membuat gila seperti dirinya ini? Sheila jadi ngeri membayangkannya.

Sosok yang Sheila lihat itu berdiri dan mendekatinya. Sheila melangkah mundur seiring langkah kaki orang di depannya maju mendekat.

"Shei," panggil suara itu. Suara yang menghantui Sheila selama ini. Bahkan dengan kurang ajarnya, suara itu selalu membuatnya basah. Sial. Benar-benar sialan.

"Hai,"

"Lo..."

Senyuman miring itu sangat Sheila kenali. Ini bukan mimpi? Tidak. Pasti mimpi. Sheila mencubit kuat pipinya dan terasa sangat sakit.

"Ini..."

"Kamu lupa sama aku?"

Sheila menggeleng. Tidak. Dia harus ke psikiater. Dia butuh obat. Ini bahaya kalau dibiarkan berkelanjutan.

"Gue harus bangun, ini mimpi," Sheila menepuk pipinya berulang kali sambil berujar demikian.

Ekspresi laki-laki di depannya perlahan berubah. Ada tatapan sedih yang terpancar dari pandangannya.

"Sheila..." Gio. Laki-laki itu adalah Gio. Langkah kaki Gio mendekati Sheila dengan cepat dan memeluk tubuh wanita itu dengan erat. Seolah ia takut kalau Sheila akan pergi dari hadapannya.

Sheila membeku. Ini nyata. Pelukan laki-laki di depannya ini sangat nyata. Hangat dan menenangkan. Sheila tiba-tiba blank. Kenapa bisa Gio di sini?

"Gio... Lo..."

Gio mengurai pelukannya dan menatap Sheila dengan pandangan tidak suka. Hampir 4 tahun tidak bertemu dan bertegur sapa, Sheila sudah mengganti panggilan untuknya. Kali ini terasa sangat asing.

"Shei, ini aku. Kamu gak mungkin lupa. Ini belum 50 tahun," ujar Gio.

Sheila memejamkan mata dan mengusap wajahnya. Saat itulah tatapan Gio terfokus pada jari wanita tersebut. Gio mendadak tercenung. Apa dia terlambat?

"Shei... Jari kamu..."

Sheila membuka mata dan mengernyit bingung sambil menatap jarinya. Seolah ingat, wanita itu menyembunyikan tangannya ke belakang tubuhnya. Matanya kembali menatap Gio yang mendadak bingung.

"Kamu bisa keluar? Aku harus siap-siap pergi," usir Sheila terdengar dingin di pendengaran Gio.

Gio tidak bisa berkata-kata. Langkah kakinya entah kenapa langsung patuh dan berjalan begitu saja keluar dari kamar Sheila.

"Sheila gak mungkin udah nikah. Di sini juga gak ada barang pria," Gio memandang apartemen yang wanita itu tempati dengan liar. Tidak ada barang pria satu pun di sana.

"Bangsat!" Gio menjambak rambutnya karena frustasi. Dia salah karena pergi begitu saja dan tidak ada komunikasi sedikit pun dengan wanita itu.

Di dalam kamar, Sheila menekan dadanya. Jantungnya berdetak begitu kencang. Kakinya tiba-tiba lemas. Bahkan Sheila harus berpegangan pada dinding dan kepala ranjang agar ia bisa duduk di tepian kasur.

SHORT STORY 2017 - 2021 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang