Shazad hendak menyerang pertahanan Sharen lagi ketika pintu kamar Sharen diketuk berulang kali dengan beruntun. Sharen bangkit, begitupun dengan Shazad. Keduanya saling pandang, lalu dengan tergesa Sharen turun dari atas kasur.
"Shazad mana?"
Sharen kebingungan melihat ibunya yang menampilkan raut wajah khawatir. Sharen menoleh ke kasur, Shazad ikut turun dan menghampirinya.
"Kenapa, Bun?" tanya pria yang mengaku suami Sharen tersebut.
"Fia masuk rumah sakit. Perdarahan."
Shazad melangkah lebar menuju kasur dan meraih ponselnya yang sempat terjatuh dari sakunya. Pria itu melirik Sharen sebelum mengecup keningnya, lalu pergi dengan tergesa menuju lantai bawah.
"Ikut gak, Sha? Bunda sama Ayah juga mau nyusul ke rumah sakit."
Sharen bingung. Fia. Rumah sakit. Perdarahan. Ada apa ini? Hampir 2 tahun tidak berkomunikasi dengan Fia, membuat Sharen agak canggung jika bertemu kembali.
"Ikut gak?"
Sharen mengangguk refleks dan berlari kecil mendekati lemari untuk mengambil jaket tebal miliknya. Tidak sempat mengenakan bra karena ibunya menunggu di ambang pintu. Sial. Rasanya lumayan aneh.
"Ayah mana?" tanya Sharen ketika ia mengikuti langkah ibunya menuruni undakan tangga.
"Di kamar. Kamu duluan ke mobil, ada sopir."
Sharen patuh saja melangkah menuju mobil di depan rumah. Mobil Shazad sudah tidak terlihat. Pria itu berlalu begitu cepat.
"Ayo," Orangtua Sharen memasuki mobil dan kendaraan mewah tersebut mulai meninggalkan perkarangan rumah.
***
Sharen hampir tersandung karena kesulitan mengikuti langkah kaki ibunya yang tergesa. Astaga... Memiliki kaki pendek ya begini.
"Fia gimana, Mbak?"
Sharen sengaja tidak terlalu menampakkan dirinya saat mereka tiba di depan ruang operasi. Sepertinya Fia sedang berjuang di dalam sana. Entah apa yang terjadi, Sharen tidak tahu.
"Syukurlah operasinya lancar. Aku benar-benar lega."
Sharen tahu itu suara ibunya Shazad dan Fia. Sharen yang terlalu fokus menunduk menatap ujung jari kakinya tidak menyadari langkah seseorang mendekat.
"Sharen..."
Sharen mendongak. Matanya mengerjap pelan sebelum tubuhnya terhuyung ke depan karena ditarik oleh lawannya.
"Astaga... Sharen... Mama kangen..."
Sharen menatap kedua orangtuanya. Mama? Sejak kapan panggilan Sharen untuk wanita ini berubah? Sharen biasanya memanggil 'Tante'.
"Fia dari tadi nyebut nama kamu. Fia bilang pengin ketemu. Fia..."
"Fia kenapa?" tanya Sharen pelan.
"Perdarahan, Sha. Fia lagi hamil. Dan... Dia syok pas tahu kejadian apa saja yang pernah kamu alami. Mami yang cerita. Mami gak mau Fia penasaran terus sama kepergian kamu."
Sharen merasakan tubuhnya lemas seketika. Jadi, Fia baru tahu? Pantas saja sahabatnya itu tidak pernah berniat mencari tahu kabarnya selama 2 tahun ini.
"Dulu Fia udah coba nyari kamu. Tapi Erga tiba-tiba datang ke rumah dan ngajak Fia pergi. Kamu tahu, kan Fia suka Erga dari lama. Fia mau saja. Erga jujur sama Fia kalau dia suka kamu dan bilang kalau kamu cuma kasihan sama Fia. Fia kecewa, Sha. Makanya dia... Makanya dia..."
Sharen tidak dapat menopang tubuh wanita yang melahirkan Fia dan Shazad itu. Keduanya sama-sama terduduk di lantai dan ibu Shazad menangis sesenggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY 2017 - 2021 (END)
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 2...