Abil's Secret Husband

49.7K 4.4K 224
                                    

"Selamat pagi, Pak," sapa Abil sambil menunduk.

Orang yang disapa Abil hanya mengangguk pelan dan terus melangkah menuju ruangannya. Abil ikut beranjak dari duduknya mengikuti langkah sang atasan ke dalam ruangan yang bertuliskan 'Chief Executive Officer' di depan meja kerjanya.

"Rapat jam berapa?" tanya si pria.

"Jam sepuluh di Delux, Pak," jawab Abil sambil mengulurkan beberapa map di tangannya ke atas meja di hadapan sang atasan duduk.

"Saya mau dinner di Delux besok malam. Carikan juga gaun yang cocok untuk istri saya."

Abil mengangguk. Setelah tidak ada lagi yang harus ia sampaikan ataupun sang atasannya perintahkan, Abil melangkah keluar.

"Mbak Abil, Bapak ada?"

Abil menoleh, lalu tersenyum. "Ada. Baru aja datang. Kamu cantik gini mau ke mana?"

"Ada acara sama Mas Famil, Mbak."

Abil semakin tersenyum sambil menatap dengan jail pada rekan kerja sekaligus putri dari atasannya. "Aku titip ini buat Bapak, ya. Males masuk. Nanti ceramahnya lama."

Abil tertawa dan mengangguk. "Hati-hati," kata Abil dan diangguki oleh wanita muda di depannya.

Abil kembali duduk di kursi kerja bertepatan dengan sebuah panggilan masuk ke ponselnya. Abil mengernyit. Yang menghubunginya adalah sahabatnya.

"Halo, Kin?"

"Bil, bantuin gue, plis!"

Abil menghela napas panjang. Apalagi kali ini? Abil bosan dijadikan tempat pelarian oleh ulah sahabatnya itu.

"Gue sibuk, Kin. Minta bantu Lala aja," Abil memutuskan sambungan telpon dan kembali bekerja.

Mengurusi permasalah sahabatnya yang satu itu tidak akan ada habisnya. Lebih baik Abil menolak daripada harus terseret ke dalam arus yang menenggelamkan.

***

Abil melangkah masuk ke apartemen saat hari sudah gelap. Hari ini ia cukup lelah karena harus ikut beberapa rapat penting dengan sang atasan. Lalu ia juga harus datang lagi ke Delux Hotel untuk reservasi dinner yang diminta atasannya.

Tidak boleh ada kesalahan dalam segala hal yang bersangkutan dengan pekerjaan. Baru hendak membuka pakaian, Abil tersentak karena seseorang menyalakan lampu di dalam apartemennya.

"Mas Bian ngagetin!" seru Abil menghela napas.

Pria bernama Bian itu terkekeh. Ia mendekat dan merengkuh pinggang Abil dengan posesif menggunakan kedua telapak tangannya. Abil mengalungkan sebelah lengannya di leher Bian dan sebelah lagi mengusap dada bidang Bian.

"Pulang selalu enggak bilang. Aku selalu gak bisa kasih kejutan," kata Abil dengan cemberut.

"Gak tahan soalnya mau cepat-cepat ketemu kamu sampai lupa ngabarin dulu," balas Bian sambil menunduk untuk bisa lebih dekat dengan tujuannya.

Abil membuka mulut menyambut cumbuan Bian. Bisa Abil rasakan bagaimana Bian sangat bergairah. Pria itu bahkan mengelus sensual bongkahan bokongnya.

"Aku bau keringet. Aku mandi bentar, ya," kata Abil saat cumbuan mereka terlepas dan Bian beralih mencumbu kulit lehernya.

"Nanti aja. Masih wangi kok," puji Bian jujur.

"Tapi, Mas... Aahh..."

Bian semakin menurunkan wajahnya dari leher kini ke dada Abil yang membusung. Sangat menantang. Bian menggigit bibir sambil menatap wajah cantik Abil.

SHORT STORY 2017 - 2021 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang