WARNING!
Volume 4 ini adegan dewasanya bakal lebih banyak dari sebelum-sebelumnya😌
Tapi gak kasar dan kotor kayak requestan anak dakjal di komen sebelumnya😌
Tolong bijak!
***
Hidup sendiri tanpa orangtua dan kerabat dekat tidak membuat Shelva takut akan kerasnya hidup. Wanita 25 tahun itu sudah kebal. Tidak pernah menangis sejak terakhir kali ia berurai air mata ketika kehilangan ibunya.
"Mbak, ini taruh di mana?"
Shelva menunjuk meja kecil di sudut ruangan. "Inget, ya, ganti sekali seminggu sama mawar biru."
"Siap, Mbak," ujar seorang perempuan yang lebih muda dari Shelva.
Seperti namanya yang ada arti mawar, Shelva juga menyukai bunga tersebut. Baginya, mawar benar-benar melambangkan dirinya.. Cantik seperti parasnya. Dan duri adalah perlindungan dirinya.
Orang yang baru mengenalnya akan tertipu dengan wajah polos dan senyum manis wanita tersebut. Pesona Shelva tidak bisa diremehkan.
"Oh, iya, Mbak, tadi Mas Aarav ke sini mau ngajak makan malam," lapor perempuan tersebut saat dirinya sudah hendak mencapai pintu ruangan Shelva.
"Oh, tolak aja." Shelva menjawab dengan cuek tanpa membalas ucapan perempuan tersebut.
Dengan anggukan kepala pelan perempuan tersebut meninggalkan ruangan Shelva.
"Kenapa?" tanya perempuan lainnya yang baru saja melewati ruangan Shelva dan melihat rekannya kebingungan.
"Gimana Mbak Bos bisa punya suami coba, tiap ada yang deketin dia cuek terus."
"Tapi Mas Aarav yang paling tahan lama sama sikap cuek Mbak Bos," sahut perempuan yang bertanya tadi.
"Hampir setahun ini, kan?"
Keduanya mengangguk setuju sambil kembali ke meja kerja masing-masing.
Di dalam ruangan, Shelva bisa mendengar semuanya dan mencebikkan bibir. Menikah? Shelva ragu akan hal yang satu itu.
Ponsel Shelva bergetar, satu pesan masuk ke dalam benda tersebut. Shelva melirik dengan dahi berkerut sebelum ia meraihnya.
"Balas dendam dimulai," desis Shelva saat melihat sisipan gambar yang dikirim oleh orang kepercayaannya.
***
"Maaf," Shelva menunduk dengan raut wajah bersalah saat ia tak sengaja menabrak seorang perempuan yang berjalan di depannya.
"Lo buta, hah?!" teriak perempuan di depan Shelva.
Shelva meringis mendengar suara melengking perempuan tersebut. Shelva menunduk meraih dompetnya yang terjatuh sehingga belahan dadanya terlihat jelas oleh seorang pria yang berdiri di sebelah perempuan tersebut.
Shelva mendengkus di dalam hati. Ia membenci perempuan di depannya ini demi seisi langit dan bumi.
"Jalan yang bener jalang!"
Shelva langsung mendongak sambil berdiri tegap. Ia menatap lawannya dengan pandangan sinis dan senyuman tipis.
"Begini didikan seorang pelakor? Sangat menyedihkan. Bad attitude," decak Shelva.
Perempuan di depannya langsung melayangkan telapak tangannya ke wajah Shelva, sayangnya, tangan perempuan tersebut lebih dulu ditahan oleh pria di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY 2017 - 2021 (END)
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 2...