Shelva's Revenge (End)

46.1K 3.7K 119
                                    

Shelva masih dalam posisi berbaring di sofa dengan Aarav yang menutupi tubuhnya. Jantungnya berdegub dengan menggila saat tadi mendengar dehaman suara seorang wanita.

"Kamu gak kunci pintunya?" bisik Shelva di telinga Aarav.

Aarav menoleh pada pintu ruangannya yang terbuka, lalu melihat punggung yang dikenalinya. Pintu otomatis tertutup dan itu membuat Aarav bernapas lega.

"Lupa," balas Aarav berbisik juga.

Shelva mencebikkan bibir dan memukul lengan Aarav kala mendengar bunyi pintu tertutup rapat, lalu bunyi pintu yang dikunci.

"Telat! Udah ada yang lihat buat apa dikunci lagi," decak Shelva.

"Maaf, She." Aarav menatap wajah Shelva dengan raut bersalah.

"Siapa yang datang?"

Aarav menatap lama pada bola mata Shelva yang juga menatapnya. Apakah ini saatnya Aarav harus jujur pada Shelva kalau wanita tua kemarin sore adalah ibunya?

"Aarav..."

"Gak tahu, aku cuma lihat punggungnya," jawab Aarav sedikit berbohong.

Aarav harus mencari waktu yang tepat untuk membuat Shelva bertemu dengan Gita. Kalau Aarav jujur sekarang, yang ada Shelva akan menghindarinya dan Aarav tidak mau hal itu terjadi.

"Soal yang tadi malam, kamu gak lupa, kan, She?"

Aarav hanya ingin memastikan saja kalau Shelva benar-benar ingat akan ucapannya sendiri. Aarav takut kalau dirinya hanya berhalusinasi atau Shelva hanya bercanda.

"Kamu mulai ragu?" Shelva balik bertanya.

Aarav menggeleng dan tersenyum. Dikecupnya bibir Shelva berulang kali, lalu ia beralih pada kening wanita tersebut. Keduanya sama-sama memejamkan mata menikmati momen yang terjadi.

Jika Aarav mengecup keningnya dengan penuh perasaan dan berharap mereka selalu bersama, maka Shelva menikmati sentuhan Aarav yang terasa begitu menyayanginya. Shelva berharap ini bukan keinginan yang berlebihan. Ia ingin Aarav hanya menjadi miliknya dan tetap memperlakukannya selembut ini hingga mereka tua nanti.

"Aku mencintai kamu, She," bisik Aarav saat ia selesai mengecup kening Shelva.

Shelva tersenyum manis dan jemarinya terangkat untuk bisa menyentuh rahang tegas Aarav.

Tanpa membalas pun, Aarav sudah puas. Tatapan mata Shelva, serta bagaimana cara wanita itu tersenyum padanya sudah lebih dari cukup.

"Aku juga mencintai kamu, Aarav," balas Shelva ketika Aarav hendak beranjak dari atas tubuhnya.

Aarav jelas langsung mengerjap dan refleks menyanggah tubuhnya ketika lengan Shelva melingkar di lehernya.

"Maaf karena aku udah ngeraguin perasaan kamu ke aku selama ini. Maaf karena aku gak cukup berani buat balas ucapan cinta kamu selama ini. Maaf karena aku-"

Kalimat Shelva tertelan kembali saat Aarav menekan bibirnya dengan bibir Shelva cukup kuat.

Hanya hitungan detik, kini keduanya malah saling bercumbu dengan lembut. Sama-sama tersenyum dan sama-sama merasakan kelegaan yang luar biasa.

***

"Bun," sapa Aarav saat ia menuruni undakan tangga di rumahnya.

Gita yang tengah menatap fokus pada layar televisi tidak menoleh sama sekali. Aarav mendekat dan memeluk ibunya dengan manja sambil ikut memperhatikan apa yang Gita tonton.

Kening Aarav mengernyit kala melihat dua wajah yang ia kenali. Matanya dengan jeli membaca setiap kata yang tertulis di sana.

"Bun," Aarav menegakkan tubuhnya dan menoleh pada Gita.

SHORT STORY 2017 - 2021 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang