Melati berjalan memasuki ruang kerjanya. Sedangkan Malik berjalan di belakangnya sambil memperhatikan punggung Melati dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Aku-"
Tubuh Melati membeku kala dua lengan kini membelit hangat di tubuhnya dari belakang. Melati hendak berbalik tadinya dan ingin mengatakan kalau ia akan tidur di sini.
Tapi...
"Biar seperti ini dulu," gumam Malik.
Melati diam. Ia membiarkan saja Malik memeluknya dengan kepala yang pria itu tumpukan di pundak kecil Melati. Entah kenapa, Melati ingin kembali menangis. Dia merindukan hal-hal manis yang dulu sering mereka lakukan.
Melati menunduk saat merasakan usapan lembut di perutnya. Telapak tangan Malik yang melakukannya. Entah apa maksud usapan tersebut.
Melati baru bisa bernapas lega saat Malik melepaskan pelukannya. Melati berbalik dan matanya mengerjap kala Malik kini menangkup kedua pipinya dengan lembut.
Malik menatap Melati dengan tatapan yang penuh dengan pemujaan. Wanita itu begitu kuat menjalani hidup yang penuh kesakitan bersama pria bajingan bernama Ray.
"Apa masih sakit?" tanya Malik lebih seperti bisikan.
Melati mengangguk pelan. Wajah Malik semakin dekat dan Melati tidak berniat untuk menjauhi wajahnya. Melati juga menginginkan Malik.
Malik menempelkan bibirnya pada pipi Melati. Mengecup ringan di sana berulang kali. Melati memejamkan mata menikmati sentuhan yang penuh kelembutan itu.
Melati memberanikan diri mengangkat kedua tangannya dan melingkarkan lengannya di pundak Malik. Seolah semuanya sudah ditakdirkan terjadi, Melati kembali menyerahkan diri pada Malik seperti apa yang mereka lakukan 6 bulan ini.
"Kamu milikku," bisik Malik sebelum mencumbu bibir Melati penuh perasaan.
Sebelah telapak tangan Malik kini beralih ke punggung Melati dan mendorongnya agar semakin merapat pada tubuhnya. Melati sedikit berjinjit untuk menyeimbangi cumbuan mereka.
Ini Malik yang Melati rindukan. Ini Malik yang sama seperti 3 tahun lalu. Ini Malik yang Melati kenal sebelumnya.
"Mmhhh..."
Melati mendongak kala Malik kini mencumbu leher jenjangnya. Kulit tubuh Melati meremang karena sentuhan Malik begitu terasa penuh pemujaan di sana. Bahkan Melati tidak bisa menahan desahan halusnya keluar begitu saja kala Malik juga memainkan lidah basahnya di sana.
"Ahh..."
Malik melangkah mundur perlahan membawa serta Melati bersamanya. Kakinya seolah sudah hafal di mana letak sofa yang biasa mereka gunakan untuk bercinta.
"Pintunya," gumam Melati.
Malik tersadar dan mendorong Melati menuju dinding di sebelah pintu ruangan wanita itu. Kaki panjangnya mendorong pintu agar tertutup rapat, lalu ia menekan tubuh Melati ke dinginnya dinding.
Malik mengusap kedua sisi pinggang Melati. Meremas pelan di sana dengan bibir yang kembali mencumbu bibir Melati. Malik candu. Melati begitu memabukkan.
Lengan Melati yang kembali melingkar di pundak lebar Malik kini semakin mengerat kala kedua telapak tangan Malik mengangkat tubuhnya. Kaki Melati juga spontan melingkar di pinggang pria itu untuk menahan bobot tubuhnya.
Wajah Malik dan Melati kini sejajar. Tautan bibir keduanya terlepas kala Malik tahu Melati hampir kehabisan napas. Malik menatap wajah cantik Melati. Bibir basah dan bengkak milik Melati menjadi pancingan gairah tersendiri bagi Malik.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY 2017 - 2021 (END)
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 2...