Dua bulan berlalu.
Isabel menatap Adam yang duduk tenang di sebelahnya. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh kedua keluarga. Pernikahan Isabel dan Adam.
"Dam," panggil Isabel pelan.
Adam menoleh dengan dahi berkerut. Wajah Isabel tampak gelisah. Adam sudah berpikir yang tidak-tidak. Kekehan gelinya keluar begitu saja untuk mengejek ekspresi Isabel.
"Jangan ngelak loh, nanti malam kamu siap-siap aku bales," goda Adam.
Isabel mendengkus. "Anterin ke kamar, kebelet," pintanya.
Adam mencebikkan bibir seketika. Sialan.
"Kenapa gak tadi aja sih kebeletnya! Nanti dandan lagi, mana lama pula," kesal Adam.
"Bawel! Buruan! Udah diujung ini," geram Isabel dengan mata melotot.
Acara akad nikah sudah usai sejak setengah jam lalu. Kini semua orang sedang menikmati hidangan utama mereka. Kedua pihak keluarga sangat menikmati acara pagi ini. Yang paling terlihat bahagia adalah kedua wanita yang melahirkan Isabel dan Adam.
"Akhirnya, Mbak, Abel jadi mantuku," kekeh ibu Adam dengan berseri.
"Siap-siap pusing sama tingkahnya," balas ibu Isabel.
Ibu Adam menggeleng, "aku kenal Abel gak sehari dua hari loh, Mbak, udah dari masih oek-oek, gak bikin pusing sama sekali, lucu,"
Ibu Isabel terkekeh, "belum tahu aja kalau udah serumah," balasnya lagi.
"Loh, loh, mau ke mana?" tanya ibu Adam saat pria itu membantu Isabel beranjak dari duduknya.
"Udah gak tahan, ya, Dam? Sabar dong, acara pestanya belum dimulai," goda ibu Isabel.
Adam meringis, apalagi saat ini semua mata anggota keluarga tertuju padanya. Seolah Adam benar-benar seperti apa yang ibu mertuanya bilang. Gara-gara Isabel nih.
"Buru!"
Adam menghela napas kala Isabel menarik lengannya. "Duh, ternyata bukan mantuku yang ngebet, tapi tuh anak gadisku," gumam ibu Isabel sambil mengusap dada melihat agresifnya sang putri menarik lengan menantunya.
Ibu Adam dan semua anggota keluarga yang mendengarnya tertawa. Tingkah kedua mempelai itu begitu lucu. Tidak ada jaim-jaimnya sama sekali.
Di dalam kamar, Adam duduk menyandar di atas sofa. Pria itu memejamkan mata sambil memijit pelipisnya. Sedangkan Isabel masih berada di dalam kamar mandi. Tak berselang lama, pintu kamar mandi terbuka.
"Kenapa?" tanya Isabel menatap pria yang kini sudah berganti status dari sahabat menjadi suami.
"Nyut-nyutan," jawab Adam.
Isabel menggigit bibir sebelum mendekat. Wanita itu memilih duduk di sebelah Adam dan menggantikan tangan pria tersebut untuk memijit pelipisnya.
"Pala bawah enggak?"
Adam terbatuk seketika. Sialan. Ini Isabel mancing banget. Kalau Adam khilaf belah duren sekarang, kan, berabe. Bisa-bisa Adam diamuk oleh kedua ibu-ibu di bawah sana karena membuat Isabel tepar tak berdaya.
"Gak usah mancing. Aku tusuk nanti kamu jerit," kesal Adam.
"Kok jerit? Bukannya... aahh... uuhh... gitu, ya?"
"SHIT, BEL!" erang Adam frustasi.
Isabel terbahak kencang menatap ekspresi putus asa Adam. Halah, baru juga digoda udah terangsang. Lemah syahwat. Eh? Benar gak sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY 2017 - 2021 (END)
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 2...