Seduction of Ex-Wife (End)

70.7K 5K 363
                                    

"Ini semua gara-gara kamu, Mas! Kamu sok jual mahal! Kamu yang bikin semuanya kacau! Nina nyerah sama kamu! Nina pergi!"

Perkataan ibunya di malam itu kembali menari-nari di benak Danis. Ya, Nina pergi. Dan ibunya sedih karena harapan untuk bisa kembali menjadi mertua Nina tidak bisa direalisasikan.

Danis tidak fokus bekerja sejak bertemu dengan Nina di perusahaan mantan mertuanya. Wanita itu sama sekali tidak menyapanya. Bahkan saat Nina melihat Ayu berdiri di sebelah Danis saja ia sangat biasa. Tidak seperti Nina yang sebelumnya. Yang selalu memberikan tatapan permusuhan kepada Ayu karena merasa terganggu akan keberadaan wanita tersebut.

"Sial!" Danis mengumpat kesal saat tangannya menyenggol gelas air yang terletak di atas meja. Airnya tumpah mengenai celana pria tersebut.

"Bapak gak apa-apa?" Ayu yang tengah mengerjakan pekerjaannya seketika menoleh dan meraih tisu untuk diberikan kepada Danis.

Danis menerimanya, sementara Ayu menunduk untuk meraih gelas yang terjatuh ke lantai di dekat kaki Danis. Bertepatan dengan kejadian tersebut, pintu ruangan Danis terbuka dan Nina mematung di sana.

Nina menelan air ludah. Dadanya tiba-tiba sesak. Danis...

Langkah kakinya yang berbalik membuat Danis menoleh. Punggung Nina terlihat sedikit sebelum wanita itu benar-benar hilang di balik pintu ruangannya.

"Lanjut besok saja, saya pusing," ujar Danis kepada Ayu.

Ayu mengangguk dan membereskan berkas-berkas di atas meja sebelum keluar dari ruangan Danis. Wanita itu menghela napas karena tahu pasti sang atasan sedang banyak pikiran.

Di dalam ruangan, Danis meraih ponselnya dan menghubngi Nina. Masih tidak aktif. Bahkan ini sudah seminggu berlalu sejak kejadian di perusahaan mantan mertuanya. Nina seolah tidak ingin ia hubungi.

Karena penasaran kenapa wanita itu tadi mendatangi ruangannya, Danis menghubungi rekan kerja Nina yang biasanya selalu bersama wanita itu.

Namun, jawabannya membuat Danis semakin pusing. Nina pergi keluar diejmput oleh seorang pria. Sialan! Danis yakin kalau pria itu pasti pria yang sama dengan yang ia lihat seminggu yang lalu.

Di tempat berbeda, Nina sedang melamun. Otaknya tidak bisa memikirkan hal-hal positif mengenai kejadian di ruangan Danis beberapa saat yang lalu. Apa Danis sedang menjalin hubungan dengan Ayu? Apa Danis semudah itu melupakan percintaan terakhir mereka? Apa Danis benar-benar tidak menginginkannya lagi barang sedikit pun?

Nina ingin berteriak melepaskan sesak di dadanya. Tapi tidak mungkin sekarang. Nina sedang bersama pria yang akan menjadi suaminya.

"Kamu suka yang mana?"

Nina menoleh bingung. Seolah tersadar, wanita itu meminta maaf karena melamun di saat mereka tengah memilih cincin pernikahan.

"Yang simpel aja," jawab Nina.

Pria di sampingnya mengangguk dan menunjuk salah satu design cincin tersimpel. Di dalam hati Nina kembali teringat Danis. Sangat berbanding terbalik dengan pria yang saat ini bersamanya.

Jika dengan Danis, Nina bilang A, maka pria itu akan memilih ABCD. Kalau di posisi sekarang, Nina bilang yang simpel, maka Danis akan memesan cincin paling mewah dan mahal.

"Danis bangsat!" gumam Nina kesal.

Pria duda itu benar-benar tidak merasa kehilangan akan sosoknya. Cih. Mati saja dia. Nina sudah ikhlas. Percuma juga Danis hidup kalau tidak hidup seatap dengannya.

Andai saja Nina tidak menerima perjanjian konyol dari orangtuanya, mungkin Nina masih mempunyai waktu untuk meluluhkan Danis lebih banyak lagi. Tapi sayang, perjanjian Nina hanya satu tahun. Jika dalam satu tahun Nina tidak bisa rujuk dengan Danis, maka ia siap menikah dengan pria pilihan orangtuanya.

SHORT STORY 2017 - 2021 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang