Setelah lelah seharian bekerja sebagai dokter di salah satu rumah sakit terkemuka, Frans cuma butuh istirahat yang cukup sebelum besok kembali ke aktivitas seperti semula.
Saat Frans memasuki rumah, hal pertama yang ia lihat adalah kesunyian. Frans menghela napas panjang. Sudah seminggu selalu seperti ini. Frans merasa hampa jika kembali ke rumah. Apalagi istrinya yang sering kali ke luar kota karena pekerjaan.
Mata Frans beralih pada sebingkai foto yang tergantung di dinding di sebelah tangga. Foto pernikahannya. Frans menghela napas. Kesibukannya dan sang istri akhir-akhir membuat mereka jarang sekali bisa berkomunikasi dengan baik.
"Tuan sudah pulang? Mau langsung saya siapkan makan malam, Tuan?" tanya seorang asisten rumah tangga yang bekerja dengan keluarga Frans hampir 5 tahun ini.
"Saya mandi dulu," kata Frans dan berlalu menuju kamarnya di lantai 2.
Frans membuka pintu kamar utama. Baru hendak masuk, Frans malah kembali mundur dan memilih memasuki kamar di sebelahnya. Kamar kedua putrinya.
Frans melihat kedua putrinya sudah terlelap. Wajar saja, ini sudah pukul 10 malam dan memang waktu kedua putrinya untuk tidur.
"Maafin Papa, ya, Nak. Papa sibuk kerja. Berangkat pagi sebelum kalian bangun, pulangnya kemaleman sampai kalian udah tidur."
Frans mengecup kening kedua putrinya bergantian sebelum meninggalkan kamar tersebut. Langkah kakinya membawa Frans menuju kamar di depan kamarnya. Kamar putri ketiganya.
Bocah kecil itu juga sudah terlelap dengan boneka di pelukannya. Frans tersenyum. Putri ketiganya ini mirip sekali dengannya. Hanya warna rambut saja yang menyerupai rambut istrinya. Selebihnya, menurun dari Frans semua.
Usai puas memandangi wajah lelap putrinya, Frans keluar dari sana dan memasuki kamarnya. Sepi. Ranjang kosong. Dingin. Tidak ada kehangatan seperti saat bersama istrinya.
Frans memilih langsung membersihkan diri. Ia merasa lengket dan harus segera mandi sebelum kembali turun ke bawah untuk mengisi perutnya.
Menghabiskan beberapa menit saja untuk membersihkan diri sebelum Frans mengenakan pakaian santai dan turun ke bawah. Frans langsung menuju ruang makan dan hidangan makan malam untuknya sudah tersedia.
"Ada telpon dari Ala, Bu?" tanya Frans pada asisten rumah tangga yang hendak pergi dari sana.
"Ada, Tuan. Nyonya bilang tugasnya di Malang diperpanjang sampai dua hari ke depan. Besok Ibu Tuan yang ke sini ngambil anak-anak buat di titipin."
Frans mengangguk saja tanpa bertanya lagi. Ia meraih piring dan mulai mengisinya dengan nasi serta lauk yang tersedia.
"Oh, iya, Tuan. Mulai besok saya izin cuti. Anak saya habis melahirkan dan suaminya harus bekerja. Saya sudah izin sama Nyonya dan suruh izin ke Tuan juga," lanjut sang asisten.
"Iya, silakan." Frans tidak akan menahan keinginan asistennya tersebut.
"Terima kasih, Tuan. Tapi pengganti saya sudah datang dan mulai bekerja besok. Tuan ingin saya bawa dia ke sini memperkenalkan diri?"
"Gak usah. Ibu cukup jelasin aja tugas-tugasnya selama di sini. Saya gak mau rumah berantakan selama Ibu dan Ala gak ada. Ibu tahu sendiri istri saya gimana soal kebersihan rumah."
"Saya paham, Tuan. Kalau begitu saya permisi dulu. Selamat malam," pamit sang asisten sambil berlalu menuju kamarnya di dekat dapur.
Frans mulai menyuapi makanan di atas piring ke dalam mulutnya. Meski susah payah menelan, Frans tetap melakukannya. Dia tidak boleh jatuh sakit hanya karena tidak makan dengan teratur. Ada 3 putri kecil yang harus dia jaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY 2017 - 2021 (END)
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 2...