Perverted Neighbor

75.1K 4.4K 200
                                    

Tebak! Ini ceritanya siapa?🌚

***

Sheila mendorong kasar dada bidang seorang laki-laki yang sudah kurang ajar menyentuhnya.

"Apa sih cium-cium?!" seru Sheila kesal.

Laki-laki di depannya tersenyum miring dan mengusap sudut bibirnya yang basah. Sial. Ciuman barusan benar-benar membuatnya candu. Meskipun ini bukan ciuman pertamanya dengan lawan jenis, tapi ia merasa perbedaan yang cukup kuat dari ciumannya kali ini.

"Enak gak?" tanya laki-laki bernama Gio tersebut.

"Matamu! Ini udah masuk pelecehan, ya! Aku bakal lapor ke orangtua kamu!"

Gio terbahak. Wanita di depannya ini benar-benar lucu. "Yang ada kita bakal dinikahin. Aku sih oke-oke aja. Kamu gimana? Siap?"

Sheila menggertakkan giginya. Kenapa dia harus berurusan dengan bocah tengil di sebelah rumahnya ini sih? Menyebalkan sekali.

"Minggir! Dasar bocil!" desis Sheila menatap tajam pada Gio.

"Bocil? Aku udah bisa bikin bocil. Kamu mau coba? Sekalian kita praktek. Mumpung rumah sepi," kekeh Gio.

Sheila menulikan telinganya dan terus berjalan meninggalkan Gio yang kini menatap punggungnya dengan pandangan sedih meski bibirnya mengukir senyum.

"Selamat tinggal, Shei," bisiknya sebelum berbalik dan pergi dari rumah Sheila.

Di luar, Gio berpapasan dengan Ilham, adiknya Sheila. Lebih tepatnya sahabat Gio sendiri.

"Udah lo kasih tahu?" tanya Ilham.

Gio menggeleng pelan dengan senyum sedih. Ilham mendengkus dan menatap kesal pada sahabatnya.

"Kalau lo gak niat serius sama kakak gue, lebih baik gini sih. Gak usah kasih tahu dia soal perasaan sialan lo itu," ejek Ilham.

Ilham muak melihat sifat cemen sahabatnya. Ia sudah memberikan banyak kesempatan untuk Gio bisa menyatakan perasaannya pada Sheila. Tapi laki-laki bodoh itu malah menyia-nyiakannya.

"Kapan lo berangkat?"

"Besok subuh," Gio menghela napas panjang.

"Gue gak bisa nganter. Lo baik-baik di sana. Gue harap lo punya pacar di sana dan balik bawa anak,"

"Sialan lo!"

Ilham terbahak. "Cepat move on ye, kakak gue emang secantik itu sampai bocil kek lo ngebucin selama 3 tahun," ejeknya lagi.

Gio berlalu begitu saja karena malas mendengar ejekan sialan Ilham. Semua yang sahabatnya katakan memang benar. Dia cemen. Ini sudah 3 tahun dan ia masih saja susah untuk mengatakan perasaannya pada Sheila. Sial.

"Semoga kamu gak ketemu pria baik selama aku pergi, Shei. Kalau bisa sampai aku balik, kamu gak nikah-nikah," gumam Gio.

Doanya mulai melantur. Jarak usianya dengan Sheila juga cukup jauh. Ia 18 tahun dan baru saja tamat SMA, lalu akan berangkat ke Kanada untuk melanjutkan studinya. Sementara Sheila sudah 25 tahun dan sudah tamat kuliah. Meskipun wanita itu belum bekerja karena keluarganya kalangan atas.

***

Sheila menguap dan merentangkan kedua tangannya. Pagi yang cerah. Tapi... "Sial. Kenapa gue jadi inget ciuman si bocil semalam? Nyebelin!"

Melirik jam di atas nakas, Sheila berdecak. Dia terlambat untuk sekadar berlari berkeliling komplek seperti biasanya.

"Gara-gara si bocil nih!" rutuknya kesal sambil turun dari atas kasur.

SHORT STORY 2017 - 2021 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang