10

220K 26.8K 5.5K
                                    

Abesen disini👉

Selamat membaca, jomblo.

Selamat membaca, jomblo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belva Adimbi

•Skala•

"Bel, ambilin gue baju."

Belva menatap Skala yang baru saja keluar dari kamar mandi, cowok itu hanya memakai handuk yang dililitkan di pinggangnya, sedangkan atasannnya polos.

"Kenapa lo nggak pulang aja sih? ribet." ujar Belva dengan nada kesal.

"Biar sekalian langsung berangkat ngedate."

"Sama gue?" tanya Belva.

"Menurut lo?" Skala balik bertanya.

"Mana gue tau. Cewek lo kan banyak."

"Cepet ambilin gue baju, atau lo mau liat gue telanjang di depan lo?" ujar Skala tangannya bersiap melepaskan lilitan handuk di pinggangnya. Bela sedang keluar untuk berbelanja jadi Skala bebas melakukan apa saja di rumah kekasihnya ini.

Mengetahui kalau pacarnya itu gila, Belva memilih mengalah, cewek itu beranjak menuju kamar orang tuanya memilih pakaian milik Ayahnya yang cocok untuk Skala.

Untuk urusan fashion Ayahnya memiliki selera yang kekinian, tidak terlalu kuno untuk dipakai remaja seperti Skala. Belva mengambil kaos putih dengan tulisan 'gucci' serta celana jeans selutut. Lalu Belva turun ke lantai bawah untuk memberikan baju ini pada Skala.

"Nih." ujar Belva ketika sudah berada di depan Skala.

Jika ada pertanyaan siapa lelaki tertampan yang pernah Belva temui, jujur Belva akan menjawab Skala, lelaki itu tampan dalam keadaan apapun, apalagi saat ini rambut Skala yang basah serta otot yang tampak kekar.

Tidak heran banyak wanita yang tergila-gila pada Skala, termasuk dirinya.

"Ganti di kamar mandi Skala!" ujar Belva ketika melihat Skala yang ingin melepaskan handuknya, lagi.

Skala terkekeh, niatnya hanya untuk menggoda Belva. Wajah kesal Belva adalah hiburan tersendiri untuknya.

"Lo nggak mau liat punya gue?" Skala menaik turunkan alisnya.

"Nggak, palingan punya lo peyot!"

"Tau dari mana? liat aja ya biar tau punya gue peyot atau nggak."

"SINTING!" jerit Belva lalu pergi meninggalkan Skala yang sudah tertawa terbahak-bahak di tempatnya.

Langkah Belva terhenti ketika nontifikasi hanphone nya berdering, cewek itu merogoh kantong celenanya untuk mengambil benda persegi itu. Satu pesan masuk.

SKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang