Enjoy bacanya yaaa
Di part ini Belva cosplay jadi yeen.
•Skala•
"Len? Galen?!" Belva berujar panik, di sebrang sana, hanya ada suara isakan tangis yang bersahutan. Galen tidak lagi menjawab. Tubuh Belva menegang, perempuan itu menggeleng meyakinkan dirinya sendiri bahwa tidak ada hal yang buruk yang terjadi kepada Skala. Namun, hatinya berkata lain. Perasaannya hampa, ntah mengapa Belva merasakan kehilangan yang begitu dalam.
Skala baik-baik saja kan?
Lelaki itu sudah berjanji padanya.
"Aka, ayo balik lagi ke Rumah Sakit!" kata Belva, air matanya sudah mengalir deras.
Araka menggeleng. "Besok lagi kan bisa, ini udah malam."
"Araka!" pekik Belva membuat Araka menatapnya kebingungan. "Lo keterlaluan!" lanjut Belva dengan parau.
"Mamah Lo suruh gue bu-"
"Berhenti!"
"Jangan keras kepala Bel,"
"BERHENTI GUE BILANG!" Belva memukuli tubuh Araka, membuat konsentrasi Araka pecah. Lelaki itu dengan terpaksa menghentikan mobilnya.
Pukulan Belva terhenti, cewek itu membuka pintu mobil Araka lalu beranjak keluar, meninggalkan Araka yang berteriak memanggilnya.
Seolah tuli, Belva berlari di trotoar. Air mata di pipinya semakin deras. Bayangannya tentang keadaan Skala saat ini, sungguh membuatnya kalut.
Belva terus berlari dengan sekuat yang ia bisa. Mengabaikan tatapan orang-orang yang memandangnya keheranan.
"Tolong!" pinta Belva, kearah segerupulan orang yang berada di salah satu warung yang ia lewati.
"Kenapa mba?"
"Tolong, antar saya ke rumah sakit." pinta Belva.
Orang-orang di sana menatap Belva dari ujung kaki hingga ujung kepala, masing-masing dari mereka menoleh sambil berbisik-bisik. Merasa membuang waktu, Belva akhirnya memutuskan untuk kembali beranjak pergi melanjutkan langkahnya.
"Gue dateng Kal, buat Lo. Tolong bertahan." ujar Belva ditengah isakannya.
Sandal yang Belva gunakan terlepas. Membuat perempuan itu meringis kesakitan ketika merasakan batu-batu kerikil menusuk telapak kakinya.
"Sebentar lagi, Lo nggak boleh lemah." gumam Belva pada dirinya sendiri, mengabaikan rasa sakitnya Belva kembali berjalan, luka di kakinya semakin menganga lebar, Membuat Jejak langkah Belva meninggalkan darah.
Belva terjatuh, kakinya tak kuat lagi untuk sekedar berdiri.
"Lemah, lemah!" pekik Belva sembari memukuli kakinya sendiri yang terasa keram.
"Jangan tinggalin gue.."
"Lo udah janji.."
"Gue harus apa kalo nggak ada lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA
Teen FictionSudah terbit, tersedia di Gramedia dan toko buku online. Part lengkap (proses revisi) _______________ Gimana rasanya menjadi kekasih seorang berandal? Tanyakan saja kepada Belva. bukannya merasa menjadi ratu seperti novel-novel yang di bacanya, Belv...