Skala puasa [special Part]

139K 18.4K 7.7K
                                    

Yeayy aku repost ulang part ini, ini part selingan ya, gaada hubungannya sama alur cerita ini. Semoga bisa ngobatin rasa kangen kalian ke Skala🖤

•Skala•

"Gue haus, laper. Rasanya kayak pengen mati."

Belva memutar bola matanya malas, Skala ini drama sekali. Sedari tadi lelaki itu terus merengek lapar.

"Ini baru hari pertama puasa loh, masih ada 29 hari lagi. Jangan lebay!"

"Serius Bel, tengorokan gue kering banget rasanya. Bibir gue juga sepet. Ngerokok batal kagak sih?"

"Batal lah, gausah aneh-aneh deh!"

"Aaaaa Belva gue laper."

"Jangan ngeluh aja napa sih? nanti pahala lo dipotong."

"Serius?"

"Iya!"

"Gimana dong? gue laper banget nih!"

"Tidur aja. Nanti gue kesana masakin buat buka puasa."

"Mana bi-"

Tanpa menunggu Skala menyelesaikan ucapannya, Belva mematikan sambungan telponnya, lalu kembali melanjutkan acara berbelanjanya yang sempat tertunda.

Hari ini adalah awal bulan puasa, Skala dengan bangganya mengatakan bahwa tahun ini lelaki itu akan berpuasa dengan full, namun baru sehari saja Skala sudah mengeluh seperti itu. Belva jadi tidak yakin kalau Skala bisa berpuasa satu bulan penuh.

Sedari pagi Skala terus merocoki dirinya, mengeluh lapar, haus, lemas. Memang drama sekali pacarnya itu.

Dua jam sudah Belva habiskan untuk berbelanja, mulai dari pakaian, makeup, dan beberapa cemilan. Belva juga membelikan Skala beberapa baju berwarna cerah karena bosan melihat baju Skala yang rata-rata berwarna gelap seperti kehidupannya.

Ah Belva juga membelikan Skala sarung, untuk lelaki itu pakai terawih. Sarung Skala sudah buluk lantaran jarang dipakai.

•Skala•

"Yaampun Skala, lo ngapain?" Belva menggelengkan kepalanya melihat Skala yang sedang terbujur lemas di lantai tepat depan pintu masuk apartemen miliknya.

Skala hanya bergumam tidak jelas sembari menggulingkan tubuhnya kesamping, memberikan jalan masuk untuk Belva.

"Tidur depan pintu biar apa? tidur dikamar kan bisa." ujar Belva sambil mendekat ke arah Skala.

"Jangan deket-deket!" sentak Skala, lelaki itu mendudukkan badannya. Lalu memundurkan tubuhnya

"Apa sih?" Belva heran, Skala ini memang bocah prik.

"Gue lagi puasa, lo nggak usah deket-deket ya! nanti puasa gue batal. Jaga jarak dua meter."

Belva tertawa. Sedangkan Skala mengrutu, rambut lelaki itu naik keatas seperti baru kesetrum listrik, dengan matanya yang sayu karena mengantuk.

"Beliin garam sana, gue mau masak." ujar Belva.

"Mager!" balas Skala.

"Susah amat kalo di suruh, ini buat makan lo juga kali!"

SKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang