Skala memasuki club langganannya, malam ini Skala dan beberapa anggota Garagas yang lain memutuskan kumpul di sini usai perkelahiannya tadi bersama El.
Seorang perempuan dengan pakaian minim datang memeluk Skala. "Skala, kita ketemu lagi." bisiknya senang.
Skala tersenyum, tangannya mengusap pipi Mita, jujur saja Mita itu sangat cantik. Wajahnya memiliki perpaduan yang pas, Membuat Skala merasa sayang melewatkan gadis secantik Mita.
"Lo tambah cantik pake baju begini." bisik Skala.
Mita menggigit bibir bawahnya. "Kamu mau temanin aku minum nggak?" tanyanya.
"Sorry , malam ini gue ada acara sama temen-temen gue. Mungkin ntar kapan-kapan." ujar Skala dengan nada dibuat- buat seolah menyesal.
"Aku bisa gabung sama temen-temen kamu."
Skala menggelang. Setelah kejadian tadi siang, membawa Mita ke depan teman-temannya bukanlah hal yang tepat.
"Aku sendirian dongg!" rajuk Mita. Skala tertawa, Mita itu tipikal cewek agresif yang manja. Cocok jika di padukan dengan cowok buaya semacam Skala.
"Heh Mak blorong! ngapain lo godain temen gue?!" sambar El yang baru saja datang.
Nyali Mita menciut berhadapan dengan El, tatapan lelaki itu begitu tajam. Membuat Mita spontan memundurkan badannya yang tadi menempel dengan Skala.
"Aku nggak godain Skala. Aku cuma nyapa dia."
"Bilang aja lo gatel, sini gue garuk pake pisau!" cibir El dengan lidah tajamnya.
Mita mengatur nafasnya yang bergumuruh, rasanya ingin sekali dia berteriak kepada cowok dengan dua tindik di kuping kanannya itu. Entah kesalahan apa yang ia perbuat hingga El tak menyukainya.
"Mulut kamu jahat banget." ujar Mita pada El.
"Bacot. Pergi nggak lo? atau mau gue seret?"
Mita menghentakkan kakinya kesal lalu membalikkan badannya pergi dengan wajah kesal. Pupus sudah harapannya menghambiskan malam dengan Skala.
"Lo anjing banget." tunjuk El pada Skala. Lalu Cowok itu melenggang pergi mencari teman-temannya yang lain.
Skala mengangkat bahunya acuh sambil mengekori El yang berjalan di depannya. Di pojok sana Marcelion mengangkat tangan tanda atensinya. Dengan cepat Skala dan El menghampirinya.
"Kalian yang punya masalah kalian yang ngaret!" sembur Marcelion.
"Air udah misuh-misuh dari tadi." ujar Galen menunjuk Airlangga yang duduk tegak dengan wajah datarnya di pojokan.
Maklum saja, Airlangga jarang sekali datang club. Cowok itu lebih memilih menghabiskan waktunya untuk belajar di bandingkan menghabiskan waktunya di tempat berisik seperti ini.
Biasanya mereka akan berkumpul di warung Bunda, yang letaknya di perempatan dekat sekolah mereka. Namun karena Skala yang ngotot ingin ke club akhirnya dengan terpaksa Airlangga datang ketempat harom ini.
"Lo pada mau minum Ameer kan?" tanya Marcelion sambil mengangkat botol alkohol di tangannya.
"Nggak gue bawa susu kotak." tolak Airlangga menunjukkan kantong plastik berisi tiga susu kotak dengan rasa yang berbeda. Sontak Skala dan yang lainnya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA
Teen FictionSudah terbit, tersedia di Gramedia dan toko buku online. Part lengkap (proses revisi) _______________ Gimana rasanya menjadi kekasih seorang berandal? Tanyakan saja kepada Belva. bukannya merasa menjadi ratu seperti novel-novel yang di bacanya, Belv...