Mau ngasih tau dulu kalo ig aku ganti username jadi @prichan_5 supaya samaan kek akun wp hhehew.
•Skala•
"Gue pikir lo bakal lewat kali ini, Kal. Gue udah ikhlas kalo lo di ambil sama Tuhan."
Skala mendengus, matanya sedari tadi terus terpaku pada tetes demi tetes cairan yang masuk kedalam selang infusnya.
"El, udah nggak usah nangis. Perasaan kemaren-kemaren lo yang paling santuy!" lanjut Marcelion karena sedari tadi El terus saja menangis sambil memeluk satu tangan Skala yang tidak di infus.
"Gue ini santuy luarnya doang, aslinya mah ambyar!" balas El masih dengan tangisnya.
"Udah bego, kalo begini berasa lo jadi mahoannya Skala!" ujar Galen dengan ekspresi jijik.
Srottt
El menarik ingusnya yang hampir keluar. Melihat itu Airlangga melemparkan satu kotak tisu kearah El.
"Elap ingus lo pake tisu!" titah Airlangga.
"Telat, udah ada yang kemakan. Rasanya asin-asin manis." balas El.
Marcelion bergidik. "Huek! Anjir gue geli banget."
"Halah! Kayak nggak pernah makan ingus aja lo!"
"Ya- pernah! Tapi nggak usah di review juga."
"Bacot banget si Marimar ini."
"Lo yang bacot, Iman!"
"Nama gue Imanuel bukan Iman, jabingan!" El tidak terima namanya di plesetkan, padahal El sendiri suka sekali memlesetkan nama orang dengan sembarangan.
"Tanpa Iman, nggak bakal ada Imanuel."
"Halah-halah bacot, mending lo sikat gigi sana. Mulut lo bau sampah busuk."
Marcelion mendelik tidak terima. Kakinya melangkah mendekati El lalu menepak kepala El cukup keras. "Asu!" umpat Marcelion.
"Lo yang asu, Marcelina."
"Anjing, gue ambil juga ginjal lo buat Skala!"
"Ginjal, buat gue?" tanya Skala.
"Iya buat lo, lo kan ga- hmpp!" Galen menutup mulut Marcelion dengan telapak tangannya agar lelaki itu berhenti berbicara.
"Si anjing, Skala baru sadar goblog, jangan buat kepikiran nanti tambah ngedown!" bisik Galen lalu melepaskan tangannya. "Bau gudal." gumam Galen sembari mencium tangannya.
"Janda sama Duda, gimana?" tanya Skala dengan nada khawatir, bagaimana jika kedua majikannya itu mati karena kelaparan di apartemennya?
"Lo nggak sadar sehari doang, nggak usah lebay." ujar Galen.
"Janda sehari makannya sampe lima kali! Dia lagi hamil." kata Skala. "Len, buruan ke apart gue kasih makan Janda sama Duda." perintahnya.
"Oke deh, sekalian gue mau cari makan dulu." Galen beranjak dari tempat duduknya."ada yang mau nitip?" lanjutnya bertanya.
"Gue mau steak wagyu a5, sama es cream nasi padang kayak Sisca khol." ujar El.
"El, dadi wong aja gendeng-gendeng pisan." balas Galen kesal.
"Gue bubur marsya aja." ujar Marcelion.
"Anj, percuma nawarin manusia macem kalian." cibir Galen kesal lalu pergi meninggalkan El dan Marcelion yang tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA
Teen FictionSudah terbit, tersedia di Gramedia dan toko buku online. Part lengkap (proses revisi) _______________ Gimana rasanya menjadi kekasih seorang berandal? Tanyakan saja kepada Belva. bukannya merasa menjadi ratu seperti novel-novel yang di bacanya, Belv...