50

152K 24.1K 17K
                                    


•Skala•

"Lo nggak pantes ngomong begitu ke Belva, bego!" Galen mengacak rambutnya frustasi, kenapa sih temannya ini bodoh sekali?

"Itu kenyataannya." balas Marcelion, perasaan maksudnya baik, kenapa semua orang jadi marah padanya begini?

"Kenyataan yang lo liat dari sudut pandang lo sendiri, coba lo liat dari sudut pandang Belva, bertaun-taun loh dia disakitin Skala mulai dari diselingkuhin, dikasarain, dikatain, diboongin, tu cewek udah ngalamin semuanya bertaun-taun. Lo orang asing nggak pantes ngehakimin dia begitu!"

"Gue temen Skala, lagian kenapa sih lo ngotot banget bela Belva, Masih suka apa gimana heh?"

"Kalo iya kenapa masalah buat lo?!" Galen menunjuk Marcelion emosi, tangannya sudah terkepal ingin melayangkan pukulannya kepada temannya itu namun di tahan oleh El.

"Udah anjing, kalo mau berantem sana di parkiran." ujar El.

"Jancok!" umpat Galen.

"Kok lo malah ngatain gue sih bangsat?" El menatap Galen sengit.

"Gue nggak nga-"

"Terusan apa? gue tuh maksudnya ngelerai bajingan ah lo. Punya temen ke anjing! udah sana berantem, nggak usah temenan lagi!" El beranjak pergi meninggalkan Galen dan Marcelion yang terbengong di tempat.

"Lah kok jadi El yang marah?" tanya Marcelion bingung di balas gelengan oleh Galen.

"Cepet kejer bego!" titah Galen sambil mendorong bahu Marcelion.

"Kok gue? lo juga lah!" balas Marcelion.

"Yaudah ayok!" Galen beranjak mengejar El sambil menggandeng lengan Marcelion.

"El, lo beneran ngambek?" tanya Galen ketika sudah berada di belakang El.

"Halah anjing." balas El.

"El, napa si?" tanya Marcelion.

"Bacot!"

"Anjir Len, kita dimusuin sama El." gumam Marcelion kecil.

Saat sudah berada di ruang inap Skala, El masuk terlebih dahulu lalu membanting pintu membuat Galen dan Marcelion yang ingin masuk juga mengusap dadanya sabar.

"Kenapa?" tanya Airlangga ketika El duduk di sampingnya dengan wajah kesal.

"Tanya aja sama temen lo!"

"Lo juga temen gue."

"Ck!"

Airlangga mengedikkan bahunya, lalu kembali fokus kepada ponselnya, membaca rangkuman materi untuk persiapan ulangan akhir semester yang akan di laksanakan tiga bulan lagi.

"El maap lah, gue nggak maksud ngatain lo sumpah!" ujar Galen.

"Nggak usah pegang-pegang!" decak El sambil menyjngkirkan tangan Galen yang berada di bahunya.

"Apasi lo kayak bocah." Galen jadi ikut sebal, lelaki itu beranjak dari posisinya lalu duduk di sebelah ranjang Skala.

"Kok lo yang sewot?" tanya El.

SKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang