48

145K 24.2K 21.6K
                                    

Chapter ini di persembahkan buat Aya anak Gc Skala hehew.

•Skala•

"Lo liat sendirikan? cowok yang modelannya begitu, nggak pantes di jadiin pacar." bisik Claraya pada Marshella, pandangan mereka fokus pada Marcelion dan Deluna yang baru saja datang ntah setelah dari mana.

"Gue nggak tau harus gimana." lirih Marshella.

"Putusin!"

"Takutnya nanti gue nyesel."

"Nyesel gimana sih anjir? nih ya lo sama Belva itu terlalu lebay kalo udah jatuh cinta, tanpa cinta lo nggak bakal mati Shel, nggak usah ngeribetin diri lo sendiri buat hal-hal begitu, cowok banyak!"

"Cowok emang banyak Cla, tapi Marcelion cuma satu."

"Yang bilang Marcelion ada tiga siapa? Itu mah boboboy!"

"Tapi-"

"Tapi apa lagi sih? putusin aja. Terus pacarin bapaknya."

"Gimana bisa gue pacarin, orang bapaknya aja ada di dalem tanah."

"Duh berat inimah." gerutu Claraya. "Gini deh, dia punya keluarga yang Lakik kagak? Pacarin aja."

"Ada, kakeknya. Udah tujuh puluh tahun kalo jalan pake tongkat."

Claraya pertepuk tangan senang seolah-olah baru saja mendapatkan hadiah. "Yaudah kakeknya aja! Gue yakin tuh duitnya lebih banyak, lo tinggal urusin beberapa tahun aja bentar lagi juga koit, abis itu lo ambil semua warisan keluarga si Marcel."

Mendengar saran dari Claraya membuat Marshella meringis ngeri. Pemikiran Claraya memang sangat luar biasa ampasnya.

"Nggak lah anjir ngapain."

"Hih bego, pembalasan terkece buat mantan yang nyelingkuhin kita itu ya pacarin bapaknya, berhubung bapak Marcel udah ada di tanah, yaudah pacarin aja kakeknya."

"Lo lupa ya?"

"Apa?"

"Dalam agama kita, mendzolimi anak yatim itu dosa. Kan si Marcel anak yatim, kalo kita dzolimi dia ntar kita dapet dosa."

"Kan dia duluan yang solimi! lagian lo sok-sokan mikirin dosa, pacaran juga dosa woi!"

"Iya juga ya? yaudah ntar gue putusin deh kalo inget."

"Sekarang Shella..." ujar Claraya kesal.

"Banyak orang Claraa.." jawab Marshella.

"Gapapa begooo, supaya dia malu sekalian."

"Nga-"

"Udah anjir cepet sana!" Claraya mendorong tubuh Marshella ke arah Marcelion. membuat Marcelion yang tadinya tidak menyadari keberedaan keduanya menoleh terkejut, pasalnya sedari tadi Marshella dan Claraya bersembunyi di sela pintu sambil berbisik-bisik.

"Shella." sapa Marcelion canggung, saat menyadari tatapan Marshella tertuju pada tangannya yang menggenggam erat tangan Deluna, dengan cepat Marcelion melepaskan tangannya.

SKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang